Mohon tunggu...
Andreas Neke
Andreas Neke Mohon Tunggu... Guru - Pegiat media sosial

Andreas Neke lahir di Sobo (Mangulewa) pada 08/03/80. Pendidikan Dasar di SDI Waruwaja. Pendidikan Menengah di SMPN 2 Bajawa dan SMAN Bajawa. Selanjutnya ke Seminari KPA St. Paulus Mataloko (2 tahun) , dan Pendidikan Calon Imam Kapusin (OFM Cap) di Sibolga (1 tahun), Parapat (1 tahun) , Nias (1 tahun), STFT St. Yohanes Pematangsiantar (4 tahun), TOP di Paroki St. Fransiskus Xaverius Ndondo (10 bulan), serta Pasca Sarjana (2 tahun). Pernah mengajar di SMA St. Clemens Boawae (2010-2017). Saat ini mengajar di SMK Sanjaya Bajawa. Aktif menulis opini di HU Flores Pos. Sudah menulis 2 buah buku yang berjudul REMAJA DAN PERGUMULAN JATI DIRINYA dan IMAN YANG MEMBUMI. Tinggal di Padhawoli, Kel. Trikora, Bajawa, Flores, NTT.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kemerdekaan dalam Ketidakmerdekaan

20 Agustus 2024   07:51 Diperbarui: 20 Agustus 2024   07:53 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcR8mo5smfucawD_XcpB8sc9AFrA0qdQyuYQnQ&s

Saya memberikan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya atas banyak bentuk partisipasi beragam elemen anak bangsa yang dengan caranya masing-masing telah mengekspresikan perayaan kemerdekaan RI ke-79.

Lebih lagi secara nasional, presiden RI, Jokowi telah merayakan HUT Kemerdekaan RI di IKN. Walaupun banyak kritik tetapi sewajarnya diapresiasi karena keberanian untuk menjawab tuntutan bangsa demi kemajuan dan kebaikan di masa yang akan datang.

Namun demikian, ada satu catatan yang perlu menjadi atensi yang teramat serius untuk diperhatikan bersama sebagai sebuah bangsa. Pertanyaan mendasarnya adalah apakah bangsa ini sudah benar-benar mengalami kemerdekaan?

Bila ditelusuri lebih mendetail, kita akan mengetahui bahwa terminologi "merdeka" ternyata berasal dari Bahasa Sansekerta, yakni "Maharddhikeka", lalu diserap menjadi "Merdeheka". Kata merdeka memiliki arti "lepas dari perhambaan, tiada terikat pada sesuatu".

Kata "merdeheka" kemudian dibakukan menjadi "merdeka", yang artinya "bebas dari perhambaan, penjajahan, dan lain sebagainya); berdiri sendiri (tidak terikat, tidak bergantung pada sesuatu); lepas (dari tuntutan)."

Dewasa ini kita memahami kemerdekaan sebagai bebas dari belenggu dan atau tekanan. Yang dengannya kemerdekaan berarti keterbebasan dari belenggu yang mengikat fisik, batin, dan pikiran.

Demikian bila ditelusuri lebih lanjut, ternyata salah satu maksud dari pendirian IKN baru terbersit satu harapan baru untuk menghapus "bayang-bayang kolonial" yang masih menghantui ibu kota saat ini yang penuh polusi.

Lebih lanjut perlu dicermati secara factual, baik secara lokal maupun nasional, perihal berbagai persoalan bangsa yang menodai dan menunjukkan situasi yang sebenarnya masih jauh panggang dari api.

Kenyataan ini membuktikan bahwa dari tahun ke tahun, kita sebagai sebuah bangsa tetap merayakan kemerdekaan sebagai sebuah formalitas untuk mengenang perjuangan masa lampau, tetapi pada kenyataannya masih terlalu banyak anak bangsa yang hidup dalam bayang-bayang ketertindasan, keterbelengguan, dan ketakutan.

Sekali lagi, kita perlu berbangga untuk beragam ekspresi dari perayaan kemerdekaan sebagai wujud penghormatan kepada perjuangan para founding fathers/mothers bangsa ini. Namun lebih dari itu, kita akan lebih berbangga bila bangsa ini dapat mewujudkan cita-cita kemerdekaan secara utuh untuk segenap tumpah darah Indonesia, dimana semuanya bisa lepas/bebas dari bayang-bayang ketertindasan, keterbelengguan, ketakutan, keterbelakangan, dan kebodohan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun