Australia dan Jepang telah memiliki ikatan kerjasama yang sangat kuat serta kedua negara tersebut bersama-sama mengembangkan sistem demokrasi di kawasan Asia-Pasifik. Hubungan erat kedua negara ini terjadi karena adanya kedekatan dengan Amerika Serikat.Â
Semenjak China mempunyai pengaruh yang signifikan dan kuat di Asia, Jepang semakin memperkuat hubungannya dengan Australia. Hubungan bilateral kedua negara tersebut dianggap prioritas utama dalam kebijakan luar negerinya selama 1980-an sampai 1990-an.Â
Kedua negara tersebut tentu mempunyai perbedaan dalam mempromosikan kerjasama regional mereka, namun kedua negara tersebut mempunyai beberapa hal yang dapat menyatukan dan melakukan upaya pembangunan kerjasama regional. Kedua ini saling melengkapi dalam diplomatik antar kedua negara. Kerjasama dengan Jepang berfungsi dengan baik dan sukses sebagai bagian strategi dari Australia melalui inisiatif bersama mereka dalam membangun lembaga ekonomi regional seperti Dewan Kerjasama Ekonomi Pasifik (PECC) pada tahun 1980 dan forum Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) pada tahun 1989, masing-masing berfungsi sebagai katalisator dalam mempromosikan keterlibatan regional Australia pada waktu itu (Nuryadin, 2020).Â
Secara historis memang Jepang dan Australia memiliki tujuan yang sama dalam perdagangan global, kerangka kerja yang adil, multilateralisme dan transparan. Kedua negara selama beberapa dekade telah bekerja sama untuk menghilangkan hambatan dalam perdagangan (baik formal maupun informal) untuk meningkatkan hubungan dan liberalisasi perdagangan di Asia. Jepang sendiri telah membuka pasar agrikultur negaranya untuk pertama kalinya dalam Japan-Australia Economic Patnership Agreement (JAEPA). Sejak kekecewaan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Putaran Pembangunan Doha (Doha Round), (Williams, 2022).Â
Jepang dan Australia memiliki pandangan yang sama mengenai betapa penting dan vitalnya perdagangan bilateral, investasi, dan hubungan diplomatik untung kepentingan nasional masing-masing negara. Kedua negara juga memiliki peranan penting di Asia baik itu dalam bidang perdagangan dan investasi. Baik secara global maupun regional pola perdagangan telah terdampak oleh efek krisis finansial global (di Jepang sendiri dikenal sebagai Lehman Shock), perang dagang antara AS dan China, pandemi Covid-19, dan invasi Rusia di Ukraina. Membuat rantai pasokan pertumbuhan investasi menjadi stagnan dan menurun yang menyebabkan kurangnya perhatian terhadap liberalisasi perdagangan (Williams, 2022).Â
Kekuatan dan batas yang meluas dari hubungan Australia-Jepang dalam bidang ekonomi setelah penandatanganan Perjanjian Perdagangan pada tahun 1957, perjanjian tersebut merupakan bukti kekuatan komplementaritas fundamental dan berkelanjutan. Untuk Australia, yang selalu mencari modal tambahan, investasi dari Jepang mempunyai semua karakteristik terbaik yaitu telaten, jangka panjang, teknologi dan keterampilan, jaringan global dan diresapi dengan hubungan kepercayaan (Nuryadin, 2020).Â
Kontrak jangka panjang dan investasi modal dari Jepang menciptakan fondasi seluruh industri di Australia (bijih besi, batubara, LNG) yang sekarang memasok banyak negara lain. Australia adalah pemasok utama produk-produk utama ke Jepang, termasuk komoditas pertanian, mineral, dan sumber daya energi.Â
Pada tahun 1990, ekspor ini menyumbang 85 persen dari total ekspor barang dagangan Australia pada 2004, mereka menyumbang 89 persen ekspor Australia ke Jepang, sebagian karena meningkatnya ekspor LNG. Pada tahun 1989, Australia mengekspor wol senilai 804 juta USD ke Jepang, pada tahun itu wool adalah ekspor terbesar kelima Australia. Dalam produk primer, komposisi ekspor Australia ke Jepang telah berubah sedikit sejak 1990, dengan ekspor pedesaan menurun (terutama karena menurunnya ekspor wol ke Jepang), sementara ekspor makanan dan lainnya memperluas bagian mereka. Jepang adalah sumber investasi asing terbesar ketiga di Australia dan ada kapasitas yang ditunjukkan untuk memperluas investasi Australia di Jepang.Â
Perdagangan jasa sangat kuat di beberapa daerah seperti pariwisata, tetapi tetap proporsi kecil dari total perdagangan bilateral. Komite Kerjasama Bisnis Australia Jepang dan mitranya AJBCC, keduanya didirikan pada tahun 1962, telah berkontribusi dalam membangun hubungan yang kuat antara bisnis Australia dan Jepang, serta membantu mengembangkan hubungan yang saling menguntungkan dengan pemerintah masing-masing. Hubungan perdagangan bilateral antara Jepang dan Australia berbeda dari hubungan antara banyak negara maju yang lain.Â
Kerjasama ekonomi atau perjanjian kemitraan ekonomi antara Australia--Jepang lainnya ialah JAEPA (Japan -- Australia Economic Partnership Agreement) yang mulai berlaku pada 15 Januari 2015. Perjanjian Kemitraan Ekonomi Jepang-Australia (JAEPA) memberikan manfaat besar bagi perekonomian Australia, membuatnya lebih mudah untuk melakukan bisnis dengan Jepang, mitra dagang terbesar kedua. Perjanjian ini akan memperkuat dan memperdalam perdagangan antara dua ekonomi terbesar di Asia-Pasifik. JAEPA adalah perjanjian perdagangan bilateral paling liberal yang pernah disimpulkan Jepang, memberikan eksportir, importir, investor dan produsen Australia keuntungan yang signifikan atas pesaing internasional mereka. Ini akan memberikan akses pasar yang belum pernah terjadi sebelumnya dan keunggulan kompetitif untuk ekspor pertanian Australia - banyak di antaranya berbasis di Queensland. Setelah JAEPA diterapkan sepenuhnya, sekitar 98 persen ekspor barang dagangan Australia ke Jepang akan dapat menerima akses preferensial atau masuk bebas bea. Jepang memiliki pasar pertanian yang sangat dilindungi. Australia adalah produsen pertanian signifikan pertama yang memiliki perjanjian perdagangan yang berarti dengan Jepang, memberikan keunggulan kompetitif bagi eksportir Australia.Â
Mulai berlaku pada Januari 2015, Jepang menghapuskan tarif untuk anggur curah, gula mentah polaritas tinggi (standar internasional), konsentrat protein susu, laktosa dan kasein, gandum dan jelai untuk pakan ternak, beberapa hortikultura (termasuk asparagus, kacang macadamia, kacang almond dan mangga), dan beberapa makanan laut (lobster, udang, tiram, kepiting, dan abalon).Â