Dengan wajah berseri Dani membuka perlahan pintu rumahnya, dicarinya sang istri, Dina, yang sedang sibuk merapikan dapur. Tanpa diketahui Dina, Dani memeluk istrinya dari belakang sambil membisikkan kata kata ajaib : I love U mama. Istrinya kaget dan terheran heran, 3 tahun menikah baru kali ini suaminya bersikap begitu, tapi dia diam saja, hanya menatap wajah ceria mantan kekasihnya ini.
25 tahun yang lalu....
Wali kelas III A SMP Swasta di sebuah kota kecil membuat instruksi yang sedikit aneh, membuat sebagian isi kelas bergembira dan sebagian yang lain serba salah, berdasarkan hasil ujian semesteran Ia mengharuskan siswa di kelasnya duduk berurutan sesuai ranking kelas. Bagi yang urutan berikutnya cowok sama cowok atau cewek sama cewek tentu bukan masalah duduk di bangku yang sama pada usia itu, tetapi bagi Dani si peringkat 7 di kelas harus duduk sebangku dengan Rani, cewek peringkat 8 yang lumayan banyak fansnya, termasuk si Dani sendiri, tentu membuat pergumulan bathinnya tak menentu, antara senang dan malu malu.
Setelah instruksi itu dijalankan suasana senang dan kaku tergambar di wajah wajah di masing masing pemilik bangku yang tersusun rapi, tanpa ada yang berani membantah. Sudah 2 jam pelajaran belum ada sepatah katapun keluar dari mulut Dani, meski Rani dari tadi terus mengajaknya bicara tanpa merasakan adanya penghalang diantara mereka. Bagi Dani, si pendiam, itu berarti siksaan selama 6 bulan berikutnya hingga menjelang ujian akhir. Dan 6 bulan itupun berakhir dengan perasaan kosong buat Dani, hatinya menginginkan bersama terus dengan Rani tapi mulutnya tak berdaya untuk mengucap kata suka.
****
Pagi ini Dani mendatangi lesehan di alun alun kota, dimana teman-teman SMPnya 25 tahun lalu berkumpul sekedar temu kangen setelah 25 tahun berpisah. Satu per satu Dani menyalami teman-temannya, termasuk Rani. Berbeda dengan 25 tahun yang lalu kali ini Dani bisa menjadi sangat akrab dan tanpa beban dalam berinteraksi dengan teman teman lamanya, bahkan dia sempat berpelukan dengan Rani. Melihat keakraban mereka, teman yang lain sempat bilang “jangan coba coba usaha ya”.
Randi yang sedari tadi paling banyak omong bahkan mulai meledek mereka, “Dani mau lapor sendiri ke mbak Dina, atau saya yang bilang”
Jangan Ran, antar ada piring terbang lagi di rumah.
Banyak yang berubah, termasuk Rani, dulu rambut hitamnya sepunggung membuat Dani terkagum kagum, ada barisan uban diantara rambut Rani yang tak sepanjang dulu lagi, senyum manis disisipi gingsul selalu membuat hati Dani berdesir dan mencuri-curi pandang. Rani memang masih cantik seperti dulu tetapi hari ini Dani merasakan perasaan hatinya datar saja, sudah tidak berdesir seperti dulu ketika sebangku dengan Rani. Padahal ketika mau berangkat ke acara temu kangen ini ia sudah menyiapkan diri untuk bergerjolak lagi seperti 25 tahun ketika bertemu Rani. Terlebih hati Dani kini sudah sepenuhnya terikat dengan Dina, istrinya.
****
Ternyata perjalanan waktu telah menggerus semuanya, kenangan itu sudah berlalu, kini yang membuatnya bergelora sedang dipeluknya, Dina, sang Istri, membalas pelukannya dengan gairah yang sama saat mereka pertama kali melakukannya dan menyeret Dani untuk segera ke Kamar......