Mohon tunggu...
Allea Andrea
Allea Andrea Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Its all about Properti !!

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Yang Mengapung di Negeri Kincir Angin

11 September 2012   07:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:38 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah penyediaan hunian di negeri ini memang tiada habisnya. Mulai dari penyediaan rumah sangat sederhana hingga undang-undang yang bakal mewajibkan tabungan untuk hunian. Tak hanya meledaknya populasi penduduk, tingkat urbanisasi yang tinggi juga telah memacu pemerintah guna menyediakan hunian yang layak bagi masyarakatnya. Negeri kita yang kaya akan 70 persen air dari total wilayahnya, sebenarnya bisa meniru apa yang telah dikembangkan negara lain, utamanya penyediaan hunian bagi masyarakatnya.

Contoh yang bisa diambil datang dari Maasbommel, sebuah kota di Provinsi Gelderland, Belanda. Tempat ini kini menjadi tenar karena telah merintis rumah amfibi, yakni mengapung/mengambang di atas permukaan air. Salah satu penyebab munculnya ide brilian ini dikarenakan pengalaman banjir besar pada tahun 1995 silam yang telah memaksa Negeri Kincir Angin mengungsikan sekitar 200 ribu penduduknya. Ditambah lagi, seorang ilmuwan Belanda telah memprediksi akan terjadikenaikan permukaan air laut hingga 110cm (43 inci) pada tahun 2100 mendatang.

Menurut Koen Olthuis, seorang arsitek terkemuka struktur bangunan terapung, pembangunan hunian terapung ini bukanlah untuk “melawan” air, melainkan agar masyarakat bisa hidup dengan air. Alhasil, rumah-rumah dengan atap melengkung dengan warna biru, hijau maupun kuning tertata rapi di permuakaanSungai Meuse. Hunian berfondasi beton di sini juga mampu menahan kenaikan air hingga beberapa meter.

Para penghuni rumah di Maasbommel kini pun tak perlu panik bila kenaikan air datang. Pasalnya, hunian akan otomatis tertarik ke tepi bila banjir datang, dan akan kembali ke tempat semual bila surut tiba. Sementara listrik dan air dihasilakan melalui pompa denganyang pipa fleksibel.

Meski kabarnya ditawarkan dengan harga terbilang tinggi, yakni mulai dari 260 ribu euro atau US$310 ribu, namun peminatnya juga tak sepi. Pasalnya, selain tidak menimbulkan kerusakan pada lingkungan sekitar, area sekitar hunian kini menjadi tujuan para wisatawan karena keunikannya. Panca (Sumber: Diolah/Foto: Ist.)

Sumber: Propertykita

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun