Mohon tunggu...
Allea Andrea
Allea Andrea Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Its all about Properti !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mulyanto Wibowo: Bank DKI Akan Genjot Kredit Properti dan Konstruksi

30 Januari 2012   10:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:17 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pesatnya pertumbuhan industri properti dan konstruksi dalam 5 tahun terkhir, membuat perbankan berlomba dalam penyaluran kredit di kedua sektor ini. Dengan kata lain, industri properti dan konstruksi menjadi peluang tersendiri bagi perbankan di tanah air. Tak terkecuali Bank DKI. Bahkan bank ‘pelat merah’ milik Pemrov DKI Jakarta ini kian merasakan manisnya bisnis Kredit Pemilikan Rumah (KPR), dengan mengalami pertumbuhan kredit KPR mencapai 80 persen lebih dibanding tahun lalu. Lalu, bagaimana strategi Bank DKI dalam menghadapi ketatnya persaingan antar bank dalam menyalurkan kredit KPR dan konstruksi? Ikuti perbincangan PropertyKita dengan Mulyanto Wibowo, Direktur Pemasaran Bank DKI. Berikut petikannya: Belakangan Bank DKI cukup agresif dalam penyaluran kredit terutama kredit di bidang properti dan konstruksi. Kenapa? Begini, sebetulnya potensi pasar untuk kedua sektor ini sangat besar. Kebutuhan akan properti khususnya rumah  dan apartemen masih sangat tinggi. Begitu juga  di sektor konstruksi.  Tapi kalau dibilang saat ini kita yang paling pesat tidak juga. Karena kami melakukan pemerataan di beberapa bidang, selain konstruksi, infrastruktur, dan properti tadi, kami juga merambah di bidang migas, energi, industri, dan lainnya.

Bagaimana dengan sektor konstruksi, mengapa Bank DKI juga sangat serius menggarapnya?

Pertama kami melihat pada saat ini kebutuhan di sektor konstruksi di Indonesia juga sangat tinggi.  Yang kedua kami ingin memanfaatkan momentum  tingginya  APBD dari Pemrov DKI, sehingga ini merupakan suatu potensi pasar yang sangat menjanjikan bagi kami. Apalagi sumber pendanaannya juga sangat jelas, sehingga resiko kegagalan pembayaran itu bisa diminimalisir.

Bagaimana pertumbuhan penyaluran kredit properti Bank DKI dalam 2 tahun terakhir?

Begini, bagi kalangan perbankan, industri properti ini memang cukup menarik. Jadi kami terus berupaya meningkatkan kredit di sektor ini. Kalau kita lihat angka pertumbuhan kemaren, angka pertumbuhan kredit dari KPR itu cukup besar. Itu pertumbuhannya lebih dari 80 persen.

Apa yang dilakukan Bank DKI untuk meningkatkan pertumbuhan yang cukup signifikan tersebut?

Kami berupaya terus mengembangkan pola kerjasama khusus dengan para pengembang properti. Kita sudah bekerja sama dengan beberapa pengembang, baik pengembang besar seperti group Agung Podomoro, maupun pengembang lainnya. Nah, itu salah satu cara untuk dapat meningkatkan pertumbuhan di sektor properti.

Berapa nilai kredit yang sudah dikucurkan untuk sektor konstruksi dan properti, karena ke dua sektor ini masih saling berkaitan?

Ya, kalau angkanya pastinya saya sekarang kurang hafal, tapi yang pasti kedua sektor ini cukup besar.

Target penyaluran untuk sektor properti di 2011 ini seberapa besar?

Kembali soal angka, pastinya saya kurang hafal, namun tentu upaya kami menyalurkan sebanyak banyaknya. Angka pertumbuhan yang cukup besar di bidang properti tadi merupakan salah satu hasil dari strategi kerjasama khusus dengan para pengembang. Sebelumnya kami lebih banyak menyalurkan ke individu.

Mengenai kerjasama dengan pengembang, penilaian seperti apa yang dilakukan Bank DKI sehingga pengembang layak mendapatkan kredit?

Ya, kami memang sangat selektif dalam hal ini. Pengembang tersebut harus memenuhi kualifikasi yang kami tetapkan.

Sekarang Bank-bank asing dan Bank BUMN yang asetnya relatif lebih besar dari Bank DKI juga kencang ekspansi kredit. Nah, strategi apa yang diterapkan Bank DKI untuk mensiasati persaingan ini?

Yang pertama kami berupaya lebih tepat dan cepat mengambil keputusan. Seperti contoh kemaren kita dan bank Mandiri dalam pembiyaan jalan tol. Dalam waktu satu minggu sudah kita putusin. Nah, layanan layanan seperti itulah yang selalu kita tonjolkan, tanpa mengurangi ketelitian kita. Begitu juga dalam pemberian kredit untuk para pengembang, kita selalu bergerak cepat, karena bisanya mereka juga butuh cepat.

Di dalam pemberian kredit, kami senantiasa menjaga keseimbangan dalam mencapai pertumbuhan kredit yang baik, berkualitas dan menghasilkan return yang optimal. Hal tersebut ditempuh dengan menyeimbangkan proporsi kredit produktif dan non produktif, dibarengi dengan penerapan manajemen risiko yang lebih baik serta dengan lebih mendorong peningkatan sinergi melalui aliansi strategi antar bisnis unit

Bank DKI, seperti yang Anda katakan juga masuk ke sektor energi dan lainnya. Apakah ini strategi baru Bank DKI untuk masuk lebih banyak ke corporation di luar Jabodetabek, padahal selama ini lebih banyak bermain di  DKI Jakarta?

Kami sekarang ini lebih ingin mengatakan atau ingin merubah mindset bahwa bank DKI itu tidak hanya melayani masyarakat DKI Jakarta saja, kita ingin Bank DKI menjadi semacam bank umum dan pasarnya di seluruh Indonesia. Jadi kalau kita lihat sekarang ini kami memang cukup banyak juga di luar.

Rencana ekspansi keluar daerah?

Meskipun di daerah juga sudah ada Bank Pembangunan Daerah (BPD), tapi hampir semua bank juga sudah melakukan hal yang sama. Di DKI Jakarta ini kan areanya kecil namun persaingannya ketat. Nah, kita berusaha juga untuk mengambil ‘kue-kue’ yang ada di daerah-daerah. Terutama kita targetkan dulu untuk kota-kota besar seperti Makassar, Medan dan Surabaya. Ini masih dikaji oleh tim kita. Di Jabodetabek kita sudah mulai. Mulai dari Bekasi, Tangerang dan lainnya. Selanjutnya kedepan kami juga  mau masuk ke kabupaten-kabupaten untuk pembiayaan mikro. ProKi-01 Sumber: PropertyKita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun