Keuntungan dan Kekurangannya
Kekurangan dari vaksin mRNA adalah sifatnya yang tidak stabil karena memiliki muatan negatif yang tinggi dan sangat menyukai air. Kemampuan tubuh untuk mengangkutnya kurang baik, jadi dikomplekskan dengan lipid nanoparticles (LNP). Penggunaan LNP dapat meningkatkan daya serap sel sehingga mRNA dapat dikirim ke dalam sitoplasma untuk diubah menjadi protein dengan lebih cepat. Vaksin mRNA juga harus ditransportasikan dalam lingkungan yang dingin. Jika tidak dingin, maka RNAnya bisa terdegradasi. Kekurangan lainnya adalah memperlambat atau menghentikan translasi protein yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita sebagai dampak dari aktivasi sistem imun didapat. Sebagai keuntungan, vaksin mRNA dapat menginduksi respon imun humoral dan seluler. Jika dibandingkan dengan vaksin DNA, vaksin mRNA tidak memiliki risiko untuk berintegrasi dengan DNA inangnya karena proses translasi yakni pengubahan mRNA menjadi protein terjadi di luar nukleus (sitoplasma), sedangkan proses replikasi yang dilakukan oleh vaksin DNA terjadi pada nukleus yang mengandung DNA. Pelepasan vaksin mRNA ke dalam tubuh juga tidak membutuhkan alat injeksi seperti gene gun ataupun elektroporasi. Vaksin mRNa dapat menjadi respons cepat terhadap pandemi yang muncul karena biaya produksinya yang lebih rendah dan sifatnya yang mudah beradaptasi terhadap mutasi cepat (Rauch et al. 2018).
Meskipun sudah mengenal vaksin mRNA secara garis besar termasuk kedua jenisnya, keuntungan, dan kekurangannya, jangan menutup dirimu dari pengetahuan lainnya dan teruslah pantau perkembangan vaksin yang tentunya akan menjadi solusi untuk pandemi ini dan untuk pandemi-pandemi di kemudian hari. Setiap hari kita dikelilingi oleh mahluk asing yang ingin menginvasi tubuh kita, tetapi jangan terlalu takut karena kita tidak sendirian, kita ditemani dengan prajurit-prajurit kecil yang mempedulikan kebugaran tubuh kita.
Daftar Pustaka
Pardi N, Hogan MJ, Porter FW, Weissman D. 2018. mRNA vaccines --- a new era in vaccinology. Nature Reviews Drug Discovery. 17: 261-279.
Rauch S, Jasny E, Schmidt KE, Petsch B. 2018. New vaccine technologies to combat outbreak situations. Frontiers In Immunology. 9: 1-24.
Susilo A, Rumende M, Pitoyo CW, Santoso WD, Yulianti M, Kurniawan H, Sinto R, Singh G, Nainggolan L, Nelwan EJ, Chen LK, Widhani A, Wijaya E, Wicaksana B, Maksum M, Annisa F, Jasirwan COM, Yunihastuti E. 2020. Jurnal Penyakit Dalam. 7(1): 45-67.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H