Mohon tunggu...
andre akter
andre akter Mohon Tunggu... Penulis - belajar menuangkan pemikiran dalam bentuk tulisan dari membaca dan melihat realitas.

membaca adalah melihat dunia, menulis adalah mengubah dunia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Minuman Keras dan Polemik Pendidikan di Papua

28 Mei 2021   22:19 Diperbarui: 28 Mei 2021   23:16 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Miras tidak memiliki manfaat hanya mendatangkan bahaya bagi kesehatan maupun masalah sosial. Dan pengaruhnya terhadap potensi sumber daya manusia. Potensi alkohol hanya berfokus pada sensasi dan pendapatan bisnis dalam industri minuman keras tapi tidak pernah berbicara bahwa potensi alkohol mampu mengembangkan sumber daya manusia. Dengan mengkonsumsi alkohol apakah anda akan cerdas dan kesehatan anda terjamin.

Di Papua ada berbagai jenis minuman keras mulai dari yang berlebel sampai minuman tradisional. Tarikan minuman keras mendatangkan banyak peminat dan menciptakan ketergantungan. Peminatnya bukan lagi orang dewasa ada juga kaula mudah tingkat pelajar dari lelaki hingga wanita bahkan seiring dengan berjalannya waktu arus minuman keras semakin membanjiri tanah Papua menjadi hal yang lumrah.

Bahayanya selalu muncul ketika di konsumsi berlebihan atau melewati batas aman karena berpengaruh terhadap otak membuat kesehatan berpikir terganggu mudah depresi, daya otak menurun saat menghadapi tekanan membuat otak tidak berkembang, serta mengalami gangguan mental. mengkonsumsi miras berlebihan akan menunjukan perilaku buruk dan merusak karakter.

Mengapa kita harus selamatkan Papua dari banjir alkohol. Ya! hal ini berkaitan dengan manusia, menjaga generasi mudah agar tetap aman. Dengan melalukan perubahan akan bahaya miuman keras kita telah menyelamatkan manusia, bahaya miras bisa di cegah agar tidak terjadi penyesalan dikemudian hari, dimulai dari kita untuk kita.

Tidak ada kata terlambat untuk menyelamatkan generasi mudah. Memang di tengah perkembangan arus globalisasi banyak sekali perekembangan yang sulit di kontrol. Jika, di sampaikan dengan baik akan bahaya mengkosumsi miras terhadap generasi mudah maka besar harapan bisa merangsang akal sehat untuk berani mengambil keputusan ke arah yang lebih baik.

Ada banyak sekali anak papua memiliki mimpi-mimpi yang besar tapi keadaan sering kali tidak berpihak pada sebagian besar anak-anak papua, coba bayangkan jika mimpi itu tidak terwujud lalu mereka mengambil keuputusan ke arah yang salah pada akhirnya mimpi itu akan terkurung seperti katak di dalam tempurung.

Dan semangat untuk meraih cita-cita akan padam dengan sendirinya karena tidak ada arahan tentang bagaimana mimpinya bisa tercapai dan kurangnya wadah. Apalagi jika lingkungan tidak medukung maka pergaulan bisa salah dalam menempatkan posisi, pasti berjumpa dengan minuman keras sebagai sarana pergaulan, sebagai solusi berpikir padahal ini akan merujuk pada kehancuran (SDM) secara tidak langsung atau tanpa di sadari.

Maka dari hal seperti inilah tugas sesama adalah menyelamatkan generasi mudah dengan menanamkan nilai karakter moral dan berintegritas dalam menghadapi situasi di lingkungan dan pergaulan. Memiliki integritas serta pembawaan diri yang tenang hadir di dalam kelompok sebagai agen perubahan dan tidak terkontaminasi oleh situasi ketika berpapasan, adalah sebuah perubahan.

Kemudian persoalan pendidikan masih menjadi pekerjaan rumah. Masalah ketertinggalan dan lambat untuk bersaing, melihat kondisi sosial di Papua, pendidikan adalah faktor utama melemahnya Sumber Daya Manusia Papua. Ini merupakan kondisi yang terjadi cukup lama di tingkat kelas sosial terendah, dan harus diperbaiki nilai dari kalangan masyarakat di area perkotaan sampai ke pemukiman wilayah kecil.

Pemerintah pusat dan pemerintah daerah kurang perhatikan dengan serius proses pengubahan sikap/perilaku seseorang, dalam usaha mendewasakan manusia, melalui upaya pelayanan, pengajar, dan pendidik. Itu saja belum setara, juga dari faktor-faktor yang memperlambat pendidikan lainnya. Kalau ini tidak diperhatikan dengan baik dan dibiarkan maka itu adalah pembunuhan karakter secara tidak langsung.

Memang tidak bisa, jika hanya melihat dari kurangnya pelayanan pendidikan yang ada, kemudian mengatakan bahwa Papua masih tertinggal dalam dunia pendidikan di era global di Indonesia sekarang ini. Karena sebagian wilayah di provinsi, kota dan kabupaten, sedang mengalami perkembangan sistem pendidikan yang cukup baik, mulai dari tenaga pengajar yang baik serta infrastruktur sarana belajar yang mendukung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun