Saya berfoto dengan beberapa buku karena saya suka membaca apalagi buku tentang kelokalan. Maksud saya kejadian dan pernik-pernik lokal di sekitar saya saya pasti tertarik untuk membacanya dan saya tulis kembali dalam bahasa saya.
Ada dua buku di gambar tentang Machmoed Zain, Bupati Mojokerto 1990-2000. Mengesampingkan sisi positif dan negatif beliau saat menjabat, karya-karya abadi tentang Kabupaten Mojokerto ini adalah Masterpiece. Bupati unik ini sangat produktif dalam menulis buku sehingga sampai meraih gelar profesor juga peneliti dari LIPI (Ahli Peneliti Utama). Cerita kelokalan Mojokerto sering digali hingga menemukan salah kaprah tentang hari jadi Mojokerto.
Salah Kaprah......Salah hari.....Kok bisaaaa.
Alkisah, pada suatu hari......
Karena data masih belum kuat di awal tahun 1970-an tepatnya 1973 ditetapkan bahwa Hari Jadi Kabupaten Mojokerto adalah ........
12 September 1938.
Tidak bisa disalahkan, saat itu data masih kurang tetapi hari jadi harus ditetapkan untuk menjadi tonggak penyemangat etos kerja dalam pembangunan.
Sampai tahun 1990-an Machmoed Zain heran. Mengapa era kolonial dimana otak kita dibelenggu dengan kurikulum kolonial yang membodohkan kita dijadikan penanda Hari Jadi. Kabupaten Mojokerto pun sudah ada sejak 1811 dengan nama Japan dipimpin R Adipati Prawirodirdjo.
Lantas apa yang dilakukan?
Sejarah merupakan hal penting untuk membangkitkan kebanggaan dan kepercayaan diri.
Pendekatan-pendekatan sejarah dilakukan.
20 Agustus 1991 dilakukan "Seminar Sehari" bertemakan "Kabupaten Mojokerto Menyongsong Hari Esok". Dalam seminar menyimpulkan bahwa api sejarah harus dihidupkan kembali guna menerangi hari esok.