Semua logistik hampir habis dan pasukan pun juga semakin berkurang karena pemahaman tadi. Akhirnya Kyai Moenasir menjelaskan tentang taktik "mlaku miring" yang harus dilakukan Hizbullah.
"Jika para serdadu (santri) menolak untuk mundur karena pemahamannya, maka kita harus mendukung dengan berkata BENAR SEKALI/ Kita tidak akan pernah mundur. Yang kita lakukan adalah berjalan miring menghindari Belanda dan menyerang lagi kalau mereka lengah." Begitu kata Kyai Moenasir Ali menjelaskan bahwa tidak perlu menghabiskan waktu merubah pemahaman para serdadu.
Dengan taktik berjalan miring ini, kerugian akibat kematian tentara menjadi berkurang. Perang gerilya dengan gaya pukul lari benar-benar menjadikan pertempurang yang berlarut-larut sehingga menjatuhkan mental serdadu Belanda.
Inilah kejeniusan Tokoh Mojosari ini tanpa membuang waktu untuk merubah pemahaman para serdadunya dan tanpa bersitegang masalah pemahaman. Kyai Moenasir hanya berkata "Benar Sekali".
Ternyata...Benar sekali bukan.....
Selamat Hari Infanteri!!!
Saya sempatkan berfoto dulu selfi tentunya dan pamer buku saya tentang para santri saat penjajahan Jepang sambil merawat Blog saya.
#mojokerto #keberterimaan #risiko #peluang #firi #firitri #penulis #mc #humaninterest #air #public_speaking #cerita #perempuan #libur #kacamata #menulis #kekuatan #puri #lokal #budaya #cinta #penulismojokerto #penulis_mojokerto #literasi #harijuangkartika #kartikaekapaksi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H