Mohon tunggu...
FIRITRI
FIRITRI Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis, Penulis Mojokerto, Blogger dan Pembawa Acara yang tertarik dalam Human Interest, Budaya serta Lingkungan

Penulis, Penulis Mojokerto, Blogger dan Pembawa Acara yang tertarik dalam Human Interest, Budaya serta Lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tulisan Tidak Populer di Hari Sandang Nasional yang Tidak Populer

16 September 2019   07:17 Diperbarui: 16 September 2019   10:08 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Hari ini saya sengaja mengunggah foto-foto saya yang berkebaya dan berbatik karena saya akan menulis tentang hari yang tidak populer. Maklum, sebagai penulis yang tidak populer saya harus tahu diri jadi tulisan saya harus mengangkat hal-hal yang tidak populer juga .

Yang saya tulis hari ini jelas untuk tanggal 16 September ini yang merupakan Hari Sandang Nasional. Hari yang amat sangat tidak populer sama sekali. Sandang ya? Iya, Sandang atau baju atau kain atau tekstil.

Saat ini di era modern jika membahas sandang nasional pasti terlintas di pikiran adalah perseteruan klasik antara dua raksasa tekstil Indonesia Sritex dan Duniatex. Wah, saya tidak menulis tentang itu. Itu kan populer, saya tetap menulis yang tidak populer.

Sandang yang dulu dipakai untuk melindungi tubuh dari udara, melindungi tubuh dari luka akibat hewan dan tumbuhan sampai melindungi tubuh dari rasa malu. Berawal dari kulit pohon, daun, kulit hewan hingga sampai ditemukannya pemintal mengubah serat menjadi benang untuk ditenun sebagai kain.

Dalam proses itu kebudayaan Indonesia yang sangat kaya menjadikan sandang nusantara juga semakin kaya untuk beradaptasi dengan alam dan lingkungan sekitarnya. Menjadikan budaya yang sangat indah.

Dengan demikian, diterbitkan Perpres No 294 Tahun 1965 tentang Hari Sandang Nasional, untuk melindungi berbagai sandang nasional. Dapat digoogling Perpres ini atau tentang Hari Sandang Nasional dijamin tidak akan ketemu karena memang tidak populer.

Kesalahan terjadi saat kita mencoba menyeragamkan sandang, semisal batik dibuat untuk pakaian seluruh nusantara. Akan membuat tertahannya perkembangan sandang lokal. Era Kejayaan Majapahit dalam menyatukan Nusantara menurut KH Agus Sunyoto (Ketua Lesbumi NU) selalu tetap menjaga budaya lokal dengan tidak memaksa negara di bawah Majapahit untuk sama dengan Majapahit. Ternyata cara berpikir sangat modern, ya.

Sekarang dengan potensi sandang nasional sangat besar (terbesar dibandingkan sektor lainnya) dengan pertumbuhan dari data awal 2019 ini sebesar 27,9% year over year. Wah, berarti dengan kekayaan seluruh budaya kita akan dapat lebih besar lagi.

Saya sangat senang akhir-akhir ini sudah dimulai banyak komunitas dengan memakai kebaya, kain, blangkon dan ciri khas daerah masing-masing. Inilah kekayaan sejati. Bangga dengan kekayaan sejati untuk menjadi bangsa besar. Berarti potensi pertumbuhan yang lebih besar lagi.

Untuk itu, hari ini saya pamer foto-foto ini. Apakah anda juga pamer foto dengan sandang nusantara juga? Selamat Hari Sandang Nasional.(firitri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun