Kemarin saya sengaja berlari di sawah untuk menjaga kebugaran tubuh saya. Ternyata udara panas tetapi segar karena oksigen di sawah sedang besar-besarnya, siang hari kan tanaman sedang gencar melakukan fotosintesis yang menghasilkan oksigen.
Pada awal usia 40an ini saya mulai kembali berolahraga seperti masa muda saya yang rutin berolah raga sebagai atlet altetik khususnya lari, namun saat ini hanya untuk menjaga kebugaran saja.Â
Dengan kegiatan saya seperti ini saya layak disebut Pengolahraga karena untuk usaha mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial saja.
Lain saat muda dulu saya berlatih agar menjadi olahragawan, mengikuti pelatihan secara teratur dan kejuaraan dengan penuh dedikasi untuk mencapai prestasi.
Mengingat masa-masa dulu berlatih jika akan ada even dengan fasilitas lapangan yang ada dekat rumah dan sekolah dengan bimbingan guru olah raga yang membuahkan hasil beberapa prestasi lari jarak menengah.
Saat ini saya baru sadar, untuk mencapai prestasi tidak hanya berlatih jika mendekati even tetapi berlatih rutin dengan perencanaan even tentunya.Â
Jadi mirip militer ya, ada tidaknya even memang harus berlatih sedini mungkin dengan teratur. Jika ada even tinggal ikut karena persiapan sudah sangat panjang.
Saya juga baru sadar kegiatan saya di atletik dulu ternyata sangat penting bagi prestasi besar karena jika ingin menjuarai Turnamen mayor seperti Olimpiade, Asian Games, Sea Games suatu negara harus menguasai Cabang olah raga Atletik, Senam dan Air.
Mengapa olah raga itu? mudah karena nomor yang dilombakan sangat banyak dan irit sumber daya. Bandingkan dengan sepak bola yang membutuhkan 23 orang pemain inti dan cadangan dan hanya memperebutkan 1 medali saja, 1 orang di cabang atletik bisa mengantongi 9 medali jauh lebih efektif.
Prestasi olah raga dalam beberapa jurnal juga dianggap berbanding lurus dengan pembangunan sumber daya manusia suatu negara. Bisa dilihat The Big Six di olimpiade terakhir dimana Amerika, Inggris Raya, Tiongkok, Rusia, Jerman dan Jepang berturut menduduki peringkat itu. Kita sudah dapat mengukur kualitan manusia di negara itu.
Lantas bagaimana mereka melakukan hal itu? Sama dengan kita kok. Kita sudah ada payungnya berupa Undang Undang No 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional.Â