Mohon tunggu...
FIRITRI
FIRITRI Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis, Penulis Mojokerto, Blogger dan Pembawa Acara yang tertarik dalam Human Interest, Budaya serta Lingkungan

Penulis, Penulis Mojokerto, Blogger dan Pembawa Acara yang tertarik dalam Human Interest, Budaya serta Lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bambu, Merawat Sejarah Menjaga Masa depan

8 September 2019   17:47 Diperbarui: 9 September 2019   06:20 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jangan lupa, serapan karbon dan penghasil oksigen juga bagus lho, coba saja siang hari di bawah rumpun bambu. Siang hari kan panas, bambu berarti sedang memasak di daunnya dengan istilah fotosistesis hasilnya oksigen. COba siang hari kita hirup udara yang dalam di bawah rumpun bamboo...Hhhhhhhhhhh....Hhhhhhhhhh....segar kan? Itulah rasa oksigen terbaik yang sesuai teori, yaitu kandungan oksigen di udara dengan kadar 18-20%.

Air? Ini yang penting. Perserikatan Bangsa-Bangsa sudah membidik jawa timur bahkan Mojokerto sebagai kawasan merah alias kesulitan air di tahun 2025. Lantas Bambu apa hubungannya?
Jelas pencegahan dengan bambu. Sudah rahasia umum kalau tanaman bambu menyerap 90% air hujan, 10% menguap, setelah menyerap akan disimpan dan dilepaskan saat kemarau berupa air permukaan atau mata air. Kembali tarik garis waktu ke belakang lagi, jaman Majapahit rumah warga selalu ditanami bambu yang biasanya bambu petung dan juga bambu jawa. Tanah dibiasakan berkontur miring, air hujan akan mengarah ke satu tempat rendah dan di sana ada rumpun bambunya. Disitulah metodologi sumur resapan yang saat ini digalakkan sudah jalan. Toppp kan pendahulu kita itu..

Air hujan kan turun ke tanah sedangkan resapan tanah ya gitu-gitu saja. Air sulit meresap ke tanah karena ya memang hukum alam, meresapnya lamban. Artinya jika hujan air akan meresap sedikit dan lainnya akan mengalir ke tempat yang lebih rendah. Jika banyak akan jadi banjir. Lagi-lagi rumpun bamboo, air hujan turun akan mengenai tanaman bamboo....lantas turun pelahan dengan mengalir pelan ke pohon sampai ke bawah. Pada bagian bawah, daun bambu akan menghambat lagi, air akan tertahan sejenak di daun bambu yang berguguran dai permukaan tanah dan air akan meresap pelahan ke dalam tanah. Air diikat oleh akar rumpun bambu dan satu rumpun bambu dapat mengikat air hingga 30 ton.

Masih di air, sanitasi adalah hal maut saat ini. Sumur dengan septic tank berdekatan. Itulah yang membuat air mandi, kumur, cuci berasa septic tank dengan kandungan bakteri E Coli  yang mengasyikan. Jaman rumpun bambu masih berkuasa, orang jaman dulu sudah mengenal kakus. Dan kakus di dalam tanah akan terserap oleh bambu tersaring sehingga cemaran dapat dinetralkan. Keadaannya jauuuh dengan sekarang ya.

Lantas, kita dari tadi bicara masalah kesehatan, lingkungan, konservasi dan asli itu jaman sekarang tidak asyik dan sexy. Sexy adalah uang. Bagaimana dengan Bambu?
Jelas Perawatan bambu terbaik adalah dipanen. Setelah usia 6 tahun, bambu dapat dipanen. Dengan pemanenan yang baik, bambu merupakan komoditas ekonomi paling bagus saat ini. Mulai dari bangunan, tekstil, kerajinan hingga makanan.  Jelas ini akan menjadi pemberdayaan masyarakat yang menghasilkan jutaan dolar karena pasar ekspor masih sangat terbuka.

Jika cara memanennya tepat, akan menjadi bahan mahal dan tidak terbuang lalu, limbahnya? Serbuk gergajian mbambu, sisa bambu dan lainnya dapat dibakar karena bambu merupakan biomassa terbaik untuk bahan bakar. Pabrik-pabrik modern sudah mulai menggunakan biomassa untuk pembakaran mereka dan bambu merupakan yang terbaik karena produksi biomassa tujuh kali lipat dari pohon lainnya dengan produksi 50-100 ton setiap ha. Keren, kan. Jika semua pihak sudah secangguh nenek moyang kita, pasti akan mulai mengarah ke bambu.

Sayangnya sampai sekarang masih sulit berkembang. Tanaman bambu seakan semakin menghilang. Semoga dengan bangga akan kebesaran sejarah kita, akan membawa kembali ke kecanggihan metodologi bambu di tempat kita untuk hidup lebih bermutu. (firitri)

#firi #firitri #penulis #humaninterest #blogger #public_speaking #cerita #perempuan  #pencegahan #preventif #kesehatan #sehat #health #masterofceremony #writer #sungai  #puri #air #lingkungan #waste #environment #river #bambu #bamboo #energy #energi 

anne-1-034-jpg-5d74e3ee0d823064a83472f2.jpg
anne-1-034-jpg-5d74e3ee0d823064a83472f2.jpg
anne-1-138-jpg-5d74e3fc0d82307e111fccd2.jpg
anne-1-138-jpg-5d74e3fc0d82307e111fccd2.jpg
anne-1-143-jpg-5d74e4060d82306da3052813.jpg
anne-1-143-jpg-5d74e4060d82306da3052813.jpg
anne-1-146-jpg-5d74e40f0d82305e1f6aeca2.jpg
anne-1-146-jpg-5d74e40f0d82305e1f6aeca2.jpg
anne-1-147-jpg-5d74e4dd097f3635ab6b1c72.jpg
anne-1-147-jpg-5d74e4dd097f3635ab6b1c72.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun