Mungkin ada yang lagi butuh referensi novel buat dibaca. Beberapa hari yang lalu saya pergi ke Toko Buku Gramed dan liat ada novel judulnya "Antosianin", covernya warna oranye maple. Pertama terlintas dibenak, pasti ceritanya berlatar di luar negeri. Kayak gini nih..
 [caption caption="Melukisan kisah daun maple di musim gugur. Satu lagi warna, dan banyak lagi mimpi."][/caption]
Awalnya saya sempat ragu pas baca ringkasan yang ada di cover belakang, mungkin karena karakter dan kerangka novel gak sepenuhnya bisa terdeskripsikan ya. Tapi pas liat sampel buku dan buka halaman pengantar novelnya, berasa terhipnotis sama kata-katanya. (Numpang ngutip ya…)
“Aku takjub pada tanah yang tak pernah marah pada hujan yang mengikisnya sampai tiada, juga pada daun-daun yang tak pernah lelah temui perubahan pada musimnya. Mereka bahkan menantinya, seperti tanah menanti hujan penuh dahaga, demikian daun menanti waktu untuk bersemi lalu gugur lagi"
Terus saya langsung prihatin sama tanah yang menanti hujan buat terkikis, sama daun yang menanti waktu buat gugur. Prihatin juga sama saya yang… (lupakan). Balik ke novel karangan Putri Sarah Olivia ini, latar novel ternyata memang di luar negeri, Vancouver, Kanada. Tapi sebelumnya, pertemuan pemeran utama, Laudy, dengan Oliver, cowok yang Laudy suka, berada di Indonesia. Beda lagi pas ketemu dengan Andre, cowok berikutnya yang Laudy suka, setting-nya di Jerman. Nah, di bagian ini perlu dibaca hati-hati, guys.
Saya sempet balik halaman untuk review kisah Andre-Laudy. Tapi itu gak mutlak dihayati sih. Keberhasilan novel ini sesungguhnya ada pada perandaian yang dipakai penulis dalam mendeskripsikan perjalan cinta para tokohnya. Didukung juga sama alurnya yang menarik, bikin penasaran sama setiap chapter-nya. Sangkin excited-nya, saya bener-bener habisin novelnya hari itu juga hehe..
Baiklah, agak sedih kan kalau saya posting tanpa memberikan sedikitpun spoiler. Jadi, berikut saya coba buatkan sinopsis tentang novel Antosianin. Gak dikasih ending-nya kok, saya tau betapa gak serunya kalau udah tau ending sebelum baca. LOL.
Sinopsis:
Laudy Meilucky, gadis itu adalah undukan tanah yang tak berfilosofikan apapun. Tidak ada yang spesial dari permukaan cokelat dan kelam. Tapi sungguh, ada sesuatu yang membuatnya berarti, hujan. Oliver Amborra adalah hujan itu. Di sisi lain, mustahil bagi tanah menyuruh hujan datang menghapus tiap inci dahaganya. Seisi bumi tahu, tanah hanyalah pribadi yang tertakdir untuk menemui hujan dalam penantian, mencintai pria itu dalam diam.
Tragedi pingsannya seorang anak saat upacara, merajut sebuah persahabatan, Laudy dan Sofia Alden, berujung pula pada komunikasi antara Laudy dan Oliver, lantaran pria itu adalah sahabat Sofia sejak kecil. Komunikasi mereka yang pertama ialah yang terburuk, tatkala Oliver mengabarkan bahwa ia dan keluarganya akan pindah ke Vancouver, Kanada. Khusus untuk Oliver, kali ini ia tidak menetap tiga tahun seperti sebelumnya, sebab ia sudah bertekad akan melanjutkan kuliah disana.
Berawal dari rindu, Laudy menulis sebuah buku. Buku ajaib yang menceritakan penantian dan pilunya tentang hujan. Keajaiban itu ternyata tak hanya terukir di setiap paragraf buku, tapi juga di lembaran hidup sang penulis. Seorang produser muda, tertarik untuk memfilmkan novel Laudy. Produser itu bernama Andre Alden, yang tidak lain adalah abang Sofia Alden. Singkat cerita, kepiawaian, ketampanan, dan dermawan Andre pun membawa cerita lain, suka-cita baru bagi sang tanah.