Mohon tunggu...
Andre Jayaprana
Andre Jayaprana Mohon Tunggu... Administrasi - write and share

seek first to understand

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Sego Resek Mampir di Festival Kuliner Serpong

27 Agustus 2016   18:05 Diperbarui: 27 Agustus 2016   20:26 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Angkringan Sego Resek, Festival Kuliner Serpong 2016 - dokpri

Kalau tidak datang ke Festival Kuliner Serpong yang kini sedang berlangsung, belum tentu saya sampai saat ini bakal tahu kalau ada kuliner khas Malang selezat Sego Resek. Hari Minggu (21/08 /2016) lalu, saya sempat berkunjung ke Festival Kuliner Serpong. Festival Kuliner ini merupakan festival keenam kalinya yang diadakan oleh Summarecon Mal Serpong (SMS).

Acara festival memang sudah dimulai sejak tanggal 12 Agustus 2016 lalu dan akan berlangsung hingga 12 September 2016. Tema festival yang diangkat adalah “Wuenak E’ Puolll” dengan mengedepankan jejeran kuliner Jawa Timur. Angkringan Sego Resek adalah salah satu dan yang pertama menarik pandangan mata saya begitu memasuki keramaian festival hari Minggu siang itu.

Menarik, karena kebetulan saya melihat kesibukan seorang bapak yang sedang mengaduk nasi dalam jumlah yang banyak di kuali yang juga besar. Tungku yang digunakan untuk memasak, berbahan bakar arang dari kayu. 

Masak Sego Resek di kuali besar dan tungku berbahan bakar arang kayu - dokpri
Masak Sego Resek di kuali besar dan tungku berbahan bakar arang kayu - dokpri
Sejenak saya tinggalkan dulu angkringan Sego Resek itu dan melihat-lihat jejeran booth, gerobak, warung dan angkringan kuliner lainnya. Walaupun mengedepankan tema kuliner Jawa Timur pada festival kali ini, ternyata banyak juga sajian kuliner Nusantara lainnya di festival kali ini. Misalnya, ada booth Cakwe Medan Eko Yap, Pempek Beringin, Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih, Bakmie Ahau 38, Mie Celor Djoeragan Khas Jambi dan lain-lain. Ada juga gerobak Es Doger Pak Asep, Es Dawet Ireng Purworejo, Es Roti Bakar, Es Cendol Elizabeth dan lain-lain. Ada juga dibuka warung Srabi Notosuman Solo Ny. Handayani, Depot Nasi Campur dan Rawon Tambak Bayan serta Nasi Jamblang Mang Dul.

Tema Festival Kuliner Serpong keenam - dokpri
Tema Festival Kuliner Serpong keenam - dokpri
Jawa Timuran jadi tema utama - dokpri
Jawa Timuran jadi tema utama - dokpri
Jejeran Booth Kuliner Jawa Timur - dokpri
Jejeran Booth Kuliner Jawa Timur - dokpri
Berbagai sajian kuliner selain kuliner Jawa Timur yang turut meramaikan festival kuliner - dokpri
Berbagai sajian kuliner selain kuliner Jawa Timur yang turut meramaikan festival kuliner - dokpri
Karena memang sudah waktunya makan siang, akhirnya saya memutuskan kembali ke pandangan pertama: Sego Resek. Ternyata sudah banyak juga yang antri membeli Sego Resek. Saya tanya, ini Sego Resek apakah asalnya dari Surabaya, karena gambar latar belakang angkringan itu bercirikan Surabaya. Oh, ternyata setelah dijelaskan barulah saya tahu bahwa Sego Resek ini merupakan kuliner khas Malang. Saya tanya lagi, apakah di Surabaya juga ada ? Nah, dijawab oleh mas yang mempersiapkan pesanan seporsi Sego Resek saya, kalau ini cuma ada di Malang dan nah…, kalau begitu saya beruntung tidak perlu jauh-jauh ke Malang karena angkringan Sego Resek yang mampir ke Festival Kuliner Serpong menjumpai saya.

Seporsi Sege Resek untuk saya - dokpri
Seporsi Sege Resek untuk saya - dokpri
Belakangan saya akhirnya tahu kalau Sego Resek itu benar-benar khas Malang. Situs online Malang Today sempat juga membahasnya Juni 2016 lalu, disebut sebagai legenda kuliner khas Malang yang sudah berusia 57 tahun. Sego Resek ini sebenarnya mirip nasi goreng pada umumnya. Gurih. Disebut resek, resek ini artinya sampah. Konon asal berdirinya warung di Malang itu di bekas lokasi pembuangan sampah. Ada pula yang mengartikan komposisi nasi yang campur aduk itu seperti sampah. Tapi jangan salah paham dulu ya sampai rasakan sendiri kelezatan Sego Resek ini.

Komposisi Sego Resek ini memang bahan utamanya adalah nasi, tapi saya jumpai juga taoge dan irisan kol serta sedikit mie di dalamnya. Sudah teraduk-aduk. Kemudian ditambah daging ayam disuwir, ditabur sedikit bawang goreng, dilengkapi irisan telur ayam dan untuk penyegar ditambah irisan timun segar plus tidak ketinggalan sambal yang mantap pedasnya. Setidaknya itulah versi yang saya nikmati dengan harga seporsi Rp 19 ribu. Hehe…, di Malang katanya sih kita cukup merogoh kocek sekitar Rp 9 -12 ribu seporsi tergantung apa yang melengkapinya.

Okay, tapi saya puas. Sego Resek memang lezat dan mantap. Apalagi di Minggu siang yang terik itu ada Es Dawet Ireng Purworejo yang melengkapi santap nikmat Sego Resek yang saya pesan. Dan sebagai dessert siang itu saya pesan Es Doger Pak Asep.

Es Dawet Ireng Purworejo, segar di siang yang terik - dokpri
Es Dawet Ireng Purworejo, segar di siang yang terik - dokpri
Es Doger Pak Asep, paling pas untuk dessert saya siang itu -dokpri
Es Doger Pak Asep, paling pas untuk dessert saya siang itu -dokpri
Masih ingin menikmati beberapa jenis sajian kuliner di Festival kali ini tapi karena sudah tidak sanggup dimakan di tempat, saya juga sempat membeli untuk dibawa pulang: pempek lenggang beringin, seporsi Choi Pan 85, seporsi Cicongfan Pluit Sakti dan Siomay Pastellia yang terkenal itu.

Bingung akhir pekan ini mau kemana ? Berkumpul bersama keluarga dan sahabat di Festival Kuliner Serpong untuk menikmati berbagai sajian kuliner Nusantara mungkin dapat menjadi salah satu pilihan. “Wuenak E’ Puolll” !

Logo Kompasianer Penggila Kuliner
Logo Kompasianer Penggila Kuliner

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun