Balai Manguntur Keraton Kanoman - dokpri
Ada alun-alun, ada pasar, ada masjid, maka lengkaplah kehadiran keraton dengan semua itu. Begitu juga di kawasan terkenal Kanoman Cirebon, geliat perekonomian di kawasan Kanoman Cirebon kini, sangat erat dengan kehadiran Keraton Kanoman yang memiliki sejarah panjang. Salah satu sumber menyebut Keraton Kanoman sudah hadir sejak tahun 1588.
Waktu saya berkunjung ke Cirebon bulan Juni tahun lalu kebetulan bertepatan dengan hari pertama puasa. Tidak ada rencana sama sekali mengunjungi Keraton Kanoman. Bahkan lokasi persisnya keraton tersebut juga saya belum tahu. Lucunya adalah kami pernah melintas di kawasan Pasar Kanoman yang ramai dan terkenal itu.
Kalau bukan karena kebaikan hati Pak Nanang yang memperkenalkan diri dan membantu kami dalam menjelaskan berbagai hal tentang Keraton Kasepuhan di hari pertama puasa tersebut, tentu saja kami akan melewatkan Keraton Kanoman saat itu.
Kenyataannya memang wisatawan lebih banyak mengenal Keraton Kasepuhan di Cirebon. Itu juga yang membawa saya dan keluarga mengunjungi Keraton Kasepuhan pada hari itu. Untungnya bertemu Pak Nanang yang mau mendampingi kami mengenal Keraton Kasepuhan. Bagi saya sendiri itu kunjungan kedua setelah yang pertama puluhan tahun silam. Namun pada kunjungan kedua inilah, baru isi kepala saya rasanya penuh dengan penjelasan demi penjelasan antara sejarah dan entah legenda.
Sebagai wisatawan yang berkunjung hari itu, rasanya cukup banyak kami mendengar berbagai hal, terutama tentang Putri Ong Tien (anak perempuan Kaisar Hong Gie dari Dinasti Ming) yang menjadi istri Sunan Gunung Jati dan cerita yang hingga kini tidak/belum dapat saya verifikasi kebenarannya tentang leluhur Bung Karno yang konon berasal dari Cirebon.
Yang penting saat itu adalah kesediaan Pak Nanang mengantar kami mengunjungi Keraton Kanoman, jadilah kami meluncur ke kawasan Kanoman. Namun sebagaimana Keraton Kasepuhan yang gedung pusakanya tidak dapat kami masuki (karena libur pertama puasa), demikian juga di Keraton Kanoman.
Sebenarnya Pak Nanang juga sudah cukup berusaha mencari juru kunci di Keraton Kanoman untuk membuka gedung pusakanya serta menunjukkan benda-benda pusaka yang ada di Keraton Kanoman, namun sayang tidak bertemu.
“Apa benar ini jalan masuknya ke area keraton?” tanya saya setengah tidak percaya kepada Pak Nanang. Pak Nanang tegas membenarkan. Itulah satu-satunya akses keluar masuk kendaraan ke area Keraton Kanoman yang juga digunakan oleh keluarga keraton.