Mohon tunggu...
Andre Jayaprana
Andre Jayaprana Mohon Tunggu... Administrasi - write and share

seek first to understand

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

September: Earth, Wind & Fire

1 September 2022   21:44 Diperbarui: 1 September 2022   22:10 696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Welcome September! 

Mengawali bulan September 2022 kali ini, siapa yang pagi-pagi sudah mendengar kembali lagu ini: September?

Ini tentang lagu yang dirilis grup musik Earth, Wind & Fire, tetap populer hingga kini mengawali setiap datangnya bulan September. Rekaman pertama kali pada bulan September 1978 dan dirilis pada 18 November 1978, lagu ini pasti akan terus menyertai bulan September.

September menjadi magnet yang kuat bagi Earth, Wind & Fire khususnya bagi salah satu penulis lagunya sekaligus pendiri grup musik tersebut: Maurice White.

Catatan Wikipedia tentang pembentukan dan tahun-tahun awal grup musik ini mengaitkan dengan astrological sign Maurice White yakni Sagitarius. Konon kabarnya dari situlah asal-usul nama grup musik tersebut tercipta. 

Konstelasi Sagitarius yang sudah terlihat pada musim gugur di belahan bumi utara sementara musim semi terjadi di belahan bumi selatan, elemen udara pada musim semi, elemen bumi yang menyertai musim gugur serta elemen zodiak Sagitarius sendiri yang diwakili api maka jadilah Earth, Wind & Fire.

Do you remember

The 21st night of September?

Begitulah lirik yang mengawali lagu ini. Terlepas dari imajinasi yang melintas pada diri penulis lagu tentang malam ke-21 di bulan September, memang September memiliki fenomena ekuinoks seperti halnya bulan Maret. 

Ekuinoks adalah peristiwa alam saat matahari melintasi ekuator sehingga siang dan malam bagi tempat-tempat di lintang nol derajat sama panjang. Ekuinoks September dapat terjadi antara tanggal 21 hingga 24 September. Inilah peristiwa titik kulminasi matahari. 

Di Pontianak misalnya tanggal 21 -- 23 September dikenal sebagai hari tanpa bayangan dan sudah semacam tradisi kalau detik-detik menjelang titik kulminasi tersebut juga ditandai dengan mendirikan telur-telur secara tegak di kawasan Tugu Kathulistiwa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun