Ada tiga serangkai bukit yang hijau di wilayah Lamanabi. Walaupun hujan dirasakan kurang tahun ini, tiga serangkai bukit itu tetaplah hijau. Tidak salah jika para perintis Biara Trappists (Rahib Katolik OCSO) di Lamanabi, Tanjung Bunga, Flores Timur memilih lokasi biara di dekat bukit-bukit tersebut. Faktor utama tentu saja adalah air. Air sumber kehidupan terbukti memelihara kehijauan tiga serangkai bukit di Lamanabi. Konon, tiga serangkai bukit hijau itu juga yang menginspirasi nama Kapel Maria Trinitas di lingkungan biara.
Faktor air menjadi sangat penting bagi biara dan desa di Lamanabi. Dengan demikian kesuburan lingkungan biara dan desa tetap terjamin. Pemerintah pun memberi perhatian dengan membangun  dua embung di dekat lokasi biara. Sekarang, kedua embung itu pun terasa manfaatnya bagi ternak sapi biara yang terus berkembang.
Bagi saya, baru saat itulah untuk pertama kali saya menikmati sawo ungu dan mengenalnya. Begitu buah dibuka, kesan pertama tentang isinya adalah seperti manggis, namun tentang rasanya jelas rasa buah sawo. Manis dan berair. Bijinya seperti biji buah sawo atau buah sirsak umumnya.
Saya mengacu kepada karya tulis ilmiah Yahia dan Gutierrez-Orozco dari Universitas Queretaro, Mexico tentang sawo ungu ini. Di dunia, sawo ungu dikenal sebagai Star Apple (Chrysophyllum cainito L.). Walaupun terdapat beberapa tulisan kesehatan populer tentang manfaat sawo ungu tersebut, karya ilmiah ini baik untuk perbandingan.Â
Buah yang matang berguna untuk meringankan radang saluran pernapasan, pengobatan diabetes dan mengurangi nyeri dada (angina). Buah yang belum matang dikonsumsi untuk mengatasi masalah saluran pencernaan, namun jika berlebihan akan menyebabkan sembelit. Larutan konsentrat dari daunnya digunakan dalam pengobatan kanker dan bijinya dalam bentuk yang dijadikan serbuk antara lain berguna sebagai bahan tonik dan stimulant, untuk menghentikan diare, untuk menghentikan pendarahan dan penyakit kelamin menular gonorrhea.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H