Walaupun bukan pasar khusus ikan sebagaimana Pasar Ikan Alian yang yang juga berada di Kota Singkawang, Pasar Turi dan Beringin di Singkawang juga tidak kalah menarik dengan lapak atau kios pedagang ikan tangkapan segar dari laut dan olahannya.
Kota pesisir seperti Singkawang memiliki potensi yang sangat besar untuk pengembangan bidang perikanan terutama dari ikan tangkapan karena aksesnya yang langsung ke Laut Natuna. Gebrakan Menteri Susi untuk memberantas illegal fishing sangat terasa manfaatnya bagi nelayan Singkawang.
Tapi berita-berita positif tentang produksi ikan yang berlimpah di kala cuaca sedang baik ternyata belum sejalan dengan meningkatnya kesejahteraan nelayan. Tidak mengherankan, produksi meningkat tapi pembeli terbatas, inilah tanda bahwa Singkawang sudah membutuhkan industri pengolahan sejenis yang dikembangkan oleh Kementerian KKP yaitu semacam sentra kelautan dan perikanan terpadu.
Berlimpahnya produksi ikan tangkapan seperti ini bagaikan ironi di tengah upaya menurunkan harga daging sapi dan dimulainya impor daging kerbau (dari India). Berita tentang ikan tangkapan yang dibuang oleh nelayan juga kerap menjadi berita akhir-akhir ini. Tentu saja dibuang, karena ikan tangkapan yang segar itu tidak dapat bertahan lama (menjadi busuk) kalau tidak ada yang membeli, baik untuk keperluan konsumsi rumah tangga maupun industri pengolahan domestik ataupun diekspor.
Salah satu produk olahan ikan tangkapan yang banyak ditemukan di Singkawang adalah ikan asin. Inilah yang sejatinya beriwayat hingga kini, bukan hanya di Singkawang tapi juga di banyak daerah di Indonesia. Riwayat ikan asing Singkawang bahkan melekat pada diri salah seorang konglomerat Indonesia yang terkenal karena pernah berjualan ikan asin di Singkawang.Â
Masyarakat Indonesia sangat akrab dengan istilah sembako (sembilan bahan pokok), namun mungkin baru tahu kalau ikan asin pernah menjadi salah satu dari sembilan bahan pokok menurut pemerintah. Sudah lama sekali ikan asin tidak lagi menjadi salah satu komponen barang kebutuhan pokok. Bahkan pada tahun 1998, ikan tangkapan dari laut tidaklah termasuk dalam sembilan barang kebutuhan pokok yang diputuskan oleh menteri perindustrian dan perdagangan saat itu.
Di Batam, Kepulauan Riau, masyarakat mungkin akrab dengan produk olahan ikan asal Malaysia seperti bakso ikan dan bakso sotong atau bakso udang yang lezat. Jadi sebenarnya selain ikan asin masih terbuka banyak peluang untuk mengembangkan berbagai produk olahan ikan tangkapan yang berlimpah. Contoh lain adalah abon ikan. Semua produk olahan tersebut sesungguhnya sangat bermanfaat untuk kecukupan pangan kalau saja industri pengolahan berkembang dan selera atau kebiasaan masyarakat untuk mengonsumsi hasil laut Indonesia juga tumbuh lebih baik sehingga tidak bergantung lagi semata-mata kepada daging sapi.
Bahkan penelitian pun sudah membuktikan bahwa ikan asin masih mengandung protein yang cukup baik. Misalnya pada jenis ikan skipjack tuna yang digunakan sebagai bahan dasar ikan asin di Indonesia, sudah ada penelitian yang membuktikan bahwa kandungan protein masih baik walaupun sudah disimpan selama 6 bulan pada suhu 28 derajat celcius.
Walaupun ikan asin bukan lagi salah satu dari barang kebutuhan pokok, sepertinya tidak ada masalah dengan gengsi, ikan asin masih banyak digemari dalam selera kuliner nusantara. Teman makan nasi dan sayur asem yang sangat klop, disajikan dalam nasi goreng ikan asin sambal hijau yang lezat, ikan asin dibalado dan masih banyak lagi lainnya. Selamat menikmati ikan asin di mana pun Anda berada.