Sore itu, Kamis (22/3/2018), hari ketiga #SBYTourDeJabar, hati kami campur-aduk. Sekitar 800-an lebih khalayak yang memadati Balai Ratjih Natawidjaja, Sumedang terbius oleh rasa kagum, haru, bahkan ada yang menitikkan air mata.
Perasaan ini sudah mulai terbit saat panitia mengendong Kang Yana Mulyana, seorang gitaris disabilitas. Kang Jana lalu didudukan di depan panggung tepat di hadapan gitar kesayangannya.
Jantung saya langsung berdegub cepat saat panitia membacakan segudang prestasi yang telah dirorehkan Kang Jana. Rupanya Kang Jana sudah kerap sepanggung dengan gitaris-gitaris hebat Indonesia, semacam Dewa Bujana dan Eros Sheila on Seven. Bahkan dewa gitar dunia Yngwie Malmsteen's secara resmi memuji kemampuan bermain gitar putra Tanjung Sari Sumedang ini.
Dari riwayat singkat itu saja, saya langsung paham betapa kerasnya perjuangan telah Kang Jana lakukan. Melihat Kang Jana berancang-ancang memainkan gitar yang tergeletak dengan jemari dan punggung tangannya, saya sudah maklum kalau keahlian ini butuh latihan rutin luar biasa. Kang Jana berhasil melawan keterbatasan yang dimiliki sehingga tetap bisa berkarya dengan amat baik.
Tak heran jika SBY langsung tergerak saat didaulat panitia untuk berduet. Tanpa sungkan SBY ndemplok di panggung. SBY langsung memeluk Kang Jana sebagaimana pelukan seorang Ayah kepada putera kebanggaannya.
 "Kang Jana ini seorang pekerja keras, kegigihannya patut jadi tauladan kita bersama," serak SBY menahan keharuan di dadanya.
Pada bait "ada yang lain di matamu...", tanpa sadar orang-orang pun bernyanyi bersama dengan SBY dan Kang Jana. Tangan melambai-lambai mengikuti irama petikan gitar Kang Jana. Kolaborasi mantan Presiden ke-6 RI bersama gitaris disabilitas berprestasi itu benar-benar kena di hati, karena selain saya ada beberapa ibu-ibu yang juga menitikan air mata.
Kang Jana memang tidak sempat bicara di panggung itu. Tapi dari petikan gitarnya, saya seolah-olah merasakan sisi kecintaan Kang Jana kepada Indonesia, dan utamanya ingin Kabupaten Sumedang, lebih baik lagi. Lewat lagu itu, Kang Jana seolah-olah berharap agar pemimpin mesti memahami bahwa tidak semua rakyat yang mampu menyampaikan harapan dan aspirasinya secara langsung. Pemimpinlah yang harus turun gunung untuk menarik harapan dan aspirasi rakyat, dan juga mewujudkan harapan dan aspirasi itu.
Seketika saya langsung teringat pesan terakhir SBY kepada khalayak, khususnya Dony Ahmad Munir dan Erwan Setiawan yang sedang menjadi cabup dan cawabup Sumedang.Â
"Syarat pemimpin itu cinta rakyatnya. Kalau mencintai rakyatnya, harus mendengarkan harapan dan aspirasi rakyat, serta sekuat tenaga berikhtiar mewujudkannya."