SBY Tour De Jabar akhirnya menginjak Desa Sukamulya, Kecamatan Tegal Waru, Purwakarta. Disambut dengan shalawat badar, SBY kemudian bersilaturahmi dengan seribuan anggota majlis taklim se-Kabupaten Purwakarta, serta masyarakat setempat.
Kendati hujan deras mengguyur. Khalayak tetap memadati jalan komplek yang dipasangi tenda. Bahkan  orang-orang  rela berkerumun hingga ke dalam-dalam gang agar bisa bersilaturahmi dengan SBY.
Dalam acara itu, SBY hanya berpidato singkat, suatu ungkapan apresiasi atas kegigihan warga dalam berhimpun dalam majlis taklim sehingga bisa membawa kerukunan dan saling nasihat-menasehati dalam kebaikan. Kali ini SBY lebih banyak mendengar harapan dan aspirasi masyarakat.
Berbagai pertanyaan pun terbit. Mulai dari bagaimana cara meningkatkan peran majlis taklim, peranan pemerintah dalam meningkatkan bisnis UMKM, hingga prestasi dan kesejahteraan atlet yang pernah mengharumkan nama bangsa.
Semua pertanyaan itu dijawab tuntas dan bernas oleh SBY. Tapi pertanyaan terakhir inilah yang membuat saya merenung. Bahkan khalayak jemaah majelis taklim seketika hening saat Ibu Susilawati, guru honor SD Ciwangi menyampaikan keluh-kesahnya.
Ibu Susilawati mengaku sudah enam tahun menjadi guru honor, dan untuk pekerjaan mulia itu ia diganjar materi sebesar Rp700 ribu per bulan. Â Ibu Susilawati berharap untuk bisa diangkat sebagai PNS.
Apa yang disampaikan Ibu Susilawati terkena sekali di hati SBY. Sejenak saya melihat Presiden ke-6 RI itu terdiam sejenak, seolah-olah tengah meresapi harapan Ibu Susilawati. Lalu SBY mengaku saat dirinya memimpin Indonesia, kesejahteraan guru, juga pengawai, TNI, Polri, buruh, nelayan dan petani menjadi prioritas pemerintah
Selama sepuluh tahun memimpin Indonesia, SBY menolak gajinya dinaikan. Naikan dulu gaji saudara-saudara kita yang lebih sedikit, tegas SBY. Kesejahteraan mereka adalah yang terpenting. Sementara bagi mereka yang sudah kaya, yang punya gaji besar, tidak perlulah pemerintah sampai habis-habisan.
Makanya pada era pemerintahan SBY, gaji guru naik pesat. Apabila pada tahun 2004, gaji guru hanya Rp600 ribu. Alhamdulillah pemerintahan SBY berhasil meningkatkannya jadi Rp2 juta, bahkan Rp2,5 juta lebih.
SBY kemudian meminta Ibu Susilawati untuk bersabar sembari terus meningkatkan kualitas diri agar mendapat peluang untuk diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Jika dahulu pemerintahan SBY bisa mengangkat satu juta guru honor menjadi PNS. Mudah-mudahan di hari depan, apabila ada peluang, pemerintah bisa melakukan dan melanjutkannya lagi.
Jika memang masalahnya guru honor itu kurang memiliki keterampilan, menjadi tangggungjawab pemerintah untuk memfasilitasi kalangan guru honor itu dengan keterampilan agar mereka bisa terus mengabdi bagi bangsa dan negara, sekaligus kesejahteraannya juga meningkat.