Mohon tunggu...
Andra Hamidah
Andra Hamidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Jakarta

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Guru SMP di Sukamakmur Bogor Memanfaatkan Media Infografis sebagai Media Belajar yang Asyik

24 Juli 2023   22:08 Diperbarui: 15 Agustus 2023   08:54 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jakarta, 24 Juli 2023 - Menurut hasil Program for International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa sebagian besar siswa berusia 15 tahun (70%) memiliki keterampilan dibawah kompetensi minimum dalam membaca dan matematika dasar.

 Skor PISA tidak mengalami peningkatan yang signifikan dalam 10-15 tahun terakhir. Studi ini juga mengungkapkan kesenjangan besar antara wilayah dan kelompok sosial-ekonomi dalam kualitas pembelajaran, yang diperparah oleh pandemi COVID-19.

Untuk mengatasi masalah ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah melakukan penyederhanaan kurikulum darurat untuk mengurangi dampak "learning loss" selama pandemi. 

Hasil dari sekolah yang menerapkan kurikulum darurat menunjukkan bahwa pendekatan ini berhasil mengurangi dampak pandemi pada literasi sebesar 73% dan numerasi sebesar 86%. 

Kini, dalam upaya pemulihan pembelajaran, sekolah memberikan akses dengan adanya Kurikulum Merdeka. Pemerintah berharap dapat memulihkan pembelajaran setelah dampak pandemi COVID-19 dan mencegah terjadinya "learning loss" di Indonesia.

Penerapan Kurikulum Merdeka diharapkan dapat benar-benar berjalan seperti yang diinginkan. Namun kenyataannya masih banyak guru terkendala dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. 

Kendala tersebut dapat berasal dari dalam diri guru yang bersangkutan maupun dari luar. Berbagai kendala tersebut di antaranya terkait dengan literasi, referensi, akses digital, kompetensi guru, dan pengelolaan waktu. Diketahui bahwa beberapa guru masih mengandalkan buku paket, baik buku siswa maupun buku guru sebagai satu-satunya sumber belajar. Sedangkan, sumber belajar lainnya dianggap tidak penting. 

Seperti halnya kondisi yang dihadapi oleh guru-guru SMP yang berada di Kecamatan Sukamakmur, Bogor, Jawa Barat. Dari diskusi dengan perwakilan tokoh masyarakat  yaitu, Bapak Bakri Hasan mengatakan bahwa sebagian besar guru belum memiliki keterampilan yang cukup dalam merancang pembelajaran digital (digital learning) untuk membantu dalam proses pembelajaran secara luring. Padahal, guru-guru dapat dengan mudah membuatnya dengan bantuan software atau website penyedia jasa desain yaitu Canva.com. Salah satu contoh yang dapat guru buat yaitu, Media Infografis. 

Media infografis adalah sebuah media yang dapat memvisualisasikan data atau ide dengan mencoba menyampaikan informasi yang kompleks kepada audiens dengan cara yang cepat dan mudah dipahami. 

Berkenaan dengan itu, pemanfaatan media pembelajaran juga merupakan salah satu aspek penting dalam proses pendidikan. Banyak ahli atau praktisi yang telah mengungkapkan manfaat atau keuntungan menggunakan media infografis dalam konteks Pendidikan seperti menurut Naparin dan Saad (2017) “dimana kemampuan literasi murid menjadi meningkat serta menyenangkan siswa secara tampilan visual.” Hal ini menunjukan betapa baiknya keterampilan membuat media infografis apabila dikuasai oleh guru Kecamatan Sukamakmur, Bogor. Sayangnya, guru-guru belum memiliki keterampilan tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun