Mohon tunggu...
A. S. Narendra
A. S. Narendra Mohon Tunggu... Administrasi - Tunggu sebentar, tulisan belum selesai diketik...

Jika kau bukan anak raja dan bukan anak Ulama besar, maka menulislah. --Imam Ghazali.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Secangkir Sereal di Pagi Hari: Rahasia Hari Senin

20 Oktober 2014   15:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:24 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi, seperti biasa. Hari Senin pula. Monday. Sebagian orang memanjangkan Monday menjadi money-day untuk memberi suntikan semangat pada diri sendiri. Sebagian lagi masih berangkat ke kantor dengan semangat I don’t like Monday. Apapun semangat yang membawa mereka ke kantor dan bekerja, atasan gak punya urusan, yang penting kerjaan beres. Syukur kalau punya atasan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang seperti Tuhan. Kerja apa saja pasti semangat.

Saya bermaksud mulai menyeruput secangkir sereal, namun karena air yang saya pakai mendidih, baru dituang dari heater, maka saya pakai waktu menikmati sereal itu untuk menulis. Doktrin satu hari satu artikel harus tetap diusahakan meskipun Sabtu dan Ahad kemarin bablas karena lebih asyik melakukan hal lain. Hutang dua artikel. Kampreet…

Pagi itu selalu jadi sumber inspirasi. Konon kokok ayam jantan menjadi tanda datangnya malaikat. Saya generalisasikan saja. Ayam jantan itu kan unggas, nah, unggas-unggas jantan lain boleh dong saya jadikan indikator kedatangan malaikat. Bedanya ayam jantan berkokok, unggas lain berkicau. Entah kenapa unggas-unggas jantan bersemangat sekali dengan kicau mereka di pagi hari, jamnya kira-kira mulai jam 3-an sampai waktu Dhuha, jam 7-8 pagi. Diluar waktu itu, unggas-unggas enggan berkokok atau berkicau. Mengapa, entahlah… Itu juga kira-kira saya saja. Anggapan saya itu juga asyik dijadikan bahan olok-olok peneliti dan pemilik unggas.

Saya membayangkan, orang-orang di kantor datang Senin pagi-pagi dengan seperangkat rencana di kepalanya. Ada yang berupa follow up rencana di minggu sebelumnya, ada juga rencana-rencana baru. Senin adalah awal week-day, padahal kalau dalam Islam, awal hari adalah Minggu. Makanya dalam kalender Islam, minggu itu disebut Ahad. Ahad dalam bahasa Arab artinya satu.

Saya membuka buku “Rahasia dibalik Tujuh Nama Hari”. Dari tujuh nama hari yang diciptakan Allah, Dia memuliakan tujuh hari ini kepada tujuh Nabi. Siapa coba nama Nabi yang dimuliakan di hari Senin? Jawabannya adalaaaah… Nabi Daud AS. Ada peristiwa apa di hari Senin? Mari kita buka buku itu beberapa halaman.

Anas bin Malik berkata: Rasulullah SAW pernah ditanya tentang hari Senin, maka Beliau menjawab “Hari Senin adalah hari bepergian dan hari berdagang”. Para sahabat bertanya lagi “Bagaimana (ceritanya) hari Senin itu disebut hari bepergian dan berdagang ya Rasulullah?”. Rasulullah SAW menjawab lagi “karena pada hari itu Nabi Syits pegi berdagang dan dia memperolah laba (keuntungan) yang banyak dalam berdagangnya”.

Sebagian ulama berkata, Allah menentukan hari Senin memiliki tujuh keutamaan, diantaranya adalah:

1.Naiknya Nabi Idris AS ke langit

2.Nabi Musa AS pergi ke gunung Thur

3.Diturunkannya dalil “Wahdaniyyah” (Keesaan Allah)

4.Kelahiran Rasulullah SAW

5.Permulaan perkara yang diturunkan Jibril

6.Ditampakkannya amalan umat Muhammad

7.Wafatnya Rasulullah SAW

Masing-masing dari tujuh poin diatas dijelaskan di buku itu, namun jelas saya gak akan menulisnya sekarang di tulisan ini. Saya agak kecewa saja karena di buku ini belum menemukan jawaban dari pertanyaan saya sendiri kenapa Nabi Daud AS dimuliakannya di hari Senin. Saya sudah harus meminum sereal yang panas tadi, cari sarapan kalau sempat, lalu ke kantor. Semoga tidur yang cuma tiga jam malam ini gak menjadi kendala performa saya di hari Senin ini. Mari minum sereal. Selamat menjalani awal week-day. Cemunguuudh…

O iya. Selamat ya Om Wiwi… Om dilantik jadi presiden hari ini. Kami akan menanti terwujudnya janji-janjimu. Tak lupa tentu doa supaya Om Wiwi dan tim di kabinet kelak selalu diberi petunjuk dalam menjalankan amanah rakyat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun