Mohon tunggu...
A. S. Narendra
A. S. Narendra Mohon Tunggu... Administrasi - Tunggu sebentar, tulisan belum selesai diketik...

Jika kau bukan anak raja dan bukan anak Ulama besar, maka menulislah. --Imam Ghazali.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Komentar Hacker Internasional tentang Jokowi dan Susi

4 November 2014   21:59 Diperbarui: 4 April 2017   18:11 13146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1415087592497193685

Jim Geovedi:

“geli sendiri melihat pihak-pihak yang masih gak bisa terima lihat seorang juragan mebel bisa jadi presiden dan parahnya dia bikin seorang perempuan dropout SMA, bertato dan perokok bisa jadi menteri...

Lebih lucu lagi, pihak-pihak tersebut mungkin tidak sadar bahwa mereka menuliskan cemoohannya di media komunikasi dan menggunakan perangkat-perangkat yang dibuat oleh mereka-mereka yang juga dropout atau memulai karir di jalur yang salah.”

***

[caption id="attachment_371908" align="aligncenter" width="475" caption="Jim Geovedi (sumber: www.kaskus.co.id)"][/caption]

Jim Geovedi, Hacker Internasional Lulusan SMA

Kutipan di atas adalah ungkapan hati yang ditulis oleh Jim Geovedi, seorang hacker internasional asal Indonesia. Hatinya yang merasa geli mendorong ia menulis di laman Facebook-nya. Siapakah Jim Geovedi? Mari kita telusuri sekelumit kisah hidupnya…

Artikel berjudul Jim Geovedi: Meretas Satelit di Langit, wawancara Jim dengan Kantor Berita Jerman, Deutsche Welle pada tanggal 16 Agustus 2013 cukup mendeskripsikan siapa lelaki kelahiran 1979 ini. Ini sedikit kutipannya:

Jim Geovedi adalah orang yang berbahaya. Pada masa ketika nyaris semua informasi dan manusia terkoneksi, Jim, jika dia mau, bisa setiap saat keluar masuk ke sana: melongok percakapan surat elektronik atau sekedar mengintip perselingkuhan anda di dunia maya.

Lebih dari itu, dia bisa saja mencuri data-data penting: lalu lintas transaksi bank, laporan keuangan perusahaan atau bahkan mengamati sistem pertahanan negara.

“Kalau mau saya bisa mengontrol internet di seluruh Indonesia,“ kata Jim dalam percakapan dengan Deutsche Welle. Saat saya tanyakan itu kepada pengamat IT Enda Nasution, dia mengaku percaya Jim Geovedi bisa melakukan itu.

Saya memilih percaya dan tidak mau menantang Jim untuk membobol situs Deutsche Welle.

Dia adalah hacker Indonesia dengan reputasi global: hilir mudik Berlin, Amsterdam, Paris, Torino, hingga Krakow menjadi pembicara pertemuan hacker internasional yang sering dibalut dengan nama seminar sistem keamanan. Dalam sebuah pertemuan hacker dunia, Jim memperagakan cara meretas satelit: ya, Jim bisa mengubah arah gerak atau bahkan menggeser posisi satelit. Keahliannya ini bisa anda lihat di Youtube.

Jim Geovedi sejak 2012 pindah ke London dan mendirikan perusahaan jasa sistem keamanan teknologi informasi bersama rekannya. Dia menangani para klien yang membutuhkan jasa pengamanan sistem satelit, perbankan dan telekomunikasi. Dua tahun terakhir, dia mengaku tertarik mengembangkan artificial intelligence komputer.

Jim Geovedi menolak disebut ahli. Dalam wawancara, Jim lebih suka menganggap dirinya “pengamat atau kadang-kadang partisipan aktif dalam seni mengawasi dari tempat yang jauh dan aman.“

Tidak, Jim bukan lulusan sekolah IT ternama. Lulus SMA, Jim menjalani kehidupan jalanan yang keras di Bandar Lampung sebagai seniman grafis. Beruntung seorang pendeta memperkenalkan dia dengan komputer dan internet. Sejak itu, Jim Geovedi belajar secara otodidak: menelusuri ruang-ruang chatting para hacker dunia.

Jonru vs Jim

Tentu saja Jonru dan Jim bagaikan bumi dan langit. Jonru mempengaruhi isi kepala makhluk di bumi pertiwi dengan tulisan-tulisannya, mengarahkan untuk membentuk opini bahwa seorang juragan mebel itu nista ketika menjadi seorang pemimpin bangsa. Jonru menggunakan fasilitas langit (baca: internet), dan bahkan berani menggunakan bahasa-bahasa langit yang ada di kitab untuk menghalalkan caranya. Umatnya pun semakin banyak, seiring dengan klik like di fanpage-nya. Semoga saja Universitas Diponegoro dan teman-teman etnis Batak tidak malu pernah memiliki kaitan dengan “penulis hebat” tersebut.

Jim, yaah… seperti wawancara di atas, hanya iseng saja mengusik benda yang ada di langit, yaitu satelit. Apabila keduanya dipertemukan, barangkali Jonru akan berteriak mengomentari perilaku Jim… “itu bid’ah…!”, lalu kita bersama-sama akan mencari kata “bid’ah” di search engine dan tertawa bersama-sama. Sambil ber-istighfar tentunya.

Itu mereka berdua beserta karyanya. Tulisan sampah ini pula juga suatu hasil karya. Mana hasil karyamu?

Jogja, 4 Nov. 2014.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun