Kreativitas dan kepedulian sosial menjadi kunci keberhasilan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Alma Ata di Desa Pemaron. Kelompok 47 mahasiswa KKN ini berhasil menciptakan terobosan dengan meluncurkan produk olahan ikan lele bernama "Leelezat 47", sebuah inovasi yang tidak hanya menggugah selera tetapi juga menjanjikan dampak positif bagi masyarakat setempat.
Selama 10 hari yang padat, mulai dari 11 hingga 20 September, mahasiswa KKN menjalani serangkaian proses dari hulu ke hilir dalam pengembangan "Leelezat 47". Dimulai dengan survei mendalam ke sentra budidaya ikan lele di Desa Pemaron, tim kemudian melanjutkan dengan tahap eksperimen produksi. Puncaknya, mereka berhasil memproduksi 30 kemasan nugget lele yang siap dipasarkan.
Nopri, salah seorang pembudidaya ikan lele di Desa Pemaron, tidak dapat menyembunyikan antusiasmenya terhadap program ini. "Ini pertama kalinya saya melihat kelompok KKN yang benar-benar menghasilkan program kerja berkelanjutan," ujarnya. Lebih lanjut, Nopri menekankan potensi "Leelezat 47" dalam mengatasi permasalahan stunting yang masih menjadi tantangan di desa mereka.
Keunikan "Leelezat 47" terletak pada pendekatan holistiknya. Selain menciptakan produk makanan bergizi, program ini juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat. Dengan memanfaatkan sumber daya lokal dan melibatkan pembudidaya setempat, "Leelezat 47" berpotensi menjadi katalis perubahan ekonomi di Desa Pemaron.
Inisiatif mahasiswa KKN Universitas Alma Ata ini menunjukkan bahwa solusi untuk permasalahan kompleks seperti stunting dapat dimulai dari langkah-langkah sederhana namun inovatif. Melalui "Leelezat 47", mereka tidak hanya menyediakan sumber protein berkualitas, tetapi juga mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi seimbang.
Lebih dari sekadar proyek akademis, "Leelezat 47" menjadi bukti nyata kontribusi positif dunia pendidikan terhadap pembangunan masyarakat. Program ini menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik, memberikan mahasiswa pengalaman berharga dalam mengaplikasikan pengetahuan mereka untuk mengatasi tantangan nyata di lapangan.
Dengan diserahkannya pengelolaan "Leelezat 47" kepada masyarakat lokal, harapannya produk ini akan terus berkembang dan memberikan manfaat jangka panjang. Keberhasilan program ini bisa menjadi model bagi inisiatif serupa di daerah lain, menginspirasi lebih banyak kolaborasi antara institusi pendidikan dan masyarakat dalam menciptakan solusi inovatif untuk pembangunan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H