Kalau ingin menjinakkan anjing berilah tulang. Anjing tak peduli jenis tulang apapun. Bagian tulang manapun. Baginya segala jenis tulang sangat membuaikan sampai ke sum-sumnya.
Jurus memberi tulang itu manjur. Seperti kartu As. Kepada jenis anjing apapun. Ras anjing apapun. Umur anjing berapapun.
Bahkan beberapa anjing tak peduli dengan tulang-belulang yang bau, menjijikkan. Yang kotor dan menjadi sampah. Anjing tetap menyukainya dan menggerogotinya.
Cukup satu tulang, anjing tak akan melawan. Hanya satu tulang, anjing akan luluh. Dengan satu tulang, anjing akan menunjukkan kesetiaan. Keloyalan kepada tuan-tuan para pemberi tulang.
Anjing suka tulang besar. Tulang besar berpotensi berisi banyak kandungan. Tapi diberi tulang kecilpun tak menolak. Sebab satu tulang itu sudah mengenyangkan dirinya. Dan ia tak perlu susah payah mencari tulang.
Tuan-tuan pemberi tulang tak peduli akan kepintaran si anjing. Bagi para tuan, anjing bisa dibuat apa saja, sesuka kehendak. Menjadi anjing penjaga atau menjadi anjing mainan alias fancy.
Memang pada ras-ras tertentu ada anjing yang bisa diberdayakan menjadi lebih pintar. Tetapi derajat kepintarannya tetap kalah oleh hasratnya melucuti tulang.
Anjing-anjing menggonggong kepada orang tak dikenal. Anjing-anjing mengejar kepada orang-orang yang dianggap salah. Anjing-anjing menggigit kepada orang-orang yang berseberangan.
Anjing diberi tulang dan ia akan menjaga tulangnya. Sepenuh jiwa raga ia jaga habis-habisan. Bahkan anjing-anjing rela bertarung demi tulang mati-matian.
Anjing diberi tulang. Setelah kenyang ia menjilati sisa-sianya. Kemudian mendekati tuan pemberi tulang. Dan mulailah menjilati tuannya. Menjilat sehabis-habisnya. Mungkin sebagai tanda ucapan terima kasih. (*) Â Â