Mohon tunggu...
Andra Nuryadi
Andra Nuryadi Mohon Tunggu... -

CREATIVE ADDICTION

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Surat Terbuka kepada Pak BeYe

29 September 2014   17:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:05 1548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14119596961124205744

[caption id="attachment_362425" align="aligncenter" width="624" caption="www.kompas.com "][/caption]

Semenjak Jum’at silam, saya merasa terusik dengan media sosial yang mendudukan Anda, pak SBY sebagai obyek pembicaraan. Ratusan ribu tagar #Shameonyousby menjadi topik paling tinggi sedunia, ini sudah membuat dunia melek ada apa gerangan dengan Anda, pak BeYe, mengapa Anda oleh rakyatnya sendiri diperbicangan (bahkan tak sedikit yang mengolok-olok) hingga jadi konsumsi publik netters dunia?

Warga kita yang kritis berbicara dengan segala pikiran dan perasaannya. Warga dunia merespon, dan dunia media sosial seolah menyatukan. Saya rasa, para pemimpin negara lain yang pula aktif terhadap media sosial juga membacanya. Bahkan, mungkin sebagian adalah kawan-kawan atau kolega bapak.

Trending topic jarang ada yang berlama-lama, berhari-hari. Biasanya melejit, lalu digantikan oleh trending-trending topic lainnya. Tetapi itu pun umumnya tak berkait dengan hubungan antara pemimpin negara dengan rakyatnya. Tetapi#Shameonyousby, jelas-jelas merupakan representasi dari hubungan tak baik antara rakyat dan Anda. Walaupun mungkin ada yang tetap lah berempati dan bersimpati kepada bapak.

Pak BeYe tentulah paham dan sadar kala itu. Sehingga kemudian membuat pernyataan lewat video bapak. Tetapi rasanya upaya bapak tidak terlalu mendapat respon untuk meredakan ungkapan-ungkapan warga. Bahkan –yang saya perhatikan- malah lantas muncul opini-opini lain.

Bapak yang terhormat, warga kita sudah pintar, paham, dan mengerti benar menyalurkan hak bicaranya. Bahkan, ketika tagar #Shameonyousby hilang dari peredaran papan atas trending topic, akan mencuat lagi tagar-tagar lain. Celakanya, kemudian bertengger lagi di puncak trentop. Ini seperti menutup satu lubang lalu bocor lagi dan menghasilkan lubang-lubang lainnya. Begitulah dunia maya, khususnya dunia media sosial. Tak bisa kita melakukan upaya-upaya taktikal seperti ini, karena setiap manusia pemilik akun bisa ambil siasat lebih cerdas.

Terus terang saja, saya pribadi tidak suka seorang kepala negara saya menjadi obyek atau bulan-bulanan. Rasanya semua warga bapak juga punya perasaan serupa. Tetapi kemudian kisahnya menjadi lain, ketika ada hal dasar dan prinsip yang hendak disampaikan oleh warga yang merasakan ada sesuatu yang aneh, ganjil, dan bertentangan dengan hati nuraninya, pemikiran-pemikirannya, juga norma-norma yang selama ini dianggap benar.

Sebagai warga negara biasa, kita semua menjadi bingung. Di satu sisi, kita ingin menjaga kehormatan bapak sebagai pimpinan negara yang terpilih secara aklamasi oleh rakyat, di sisi lain kita terkejut oleh sikap kader-kader bapak di partai bapak yang memilih walkout atas sebuah urusan penting. Padahal, bukan kah kader-kader bapak sudah seharusnya mengerti benar apa yang bapak hendaki, kendati pun yang namanya demokrasi kadang bisa pula bertentangan dengan keinginan pemimpinnya.

Kepada pak BeYe, mari kita cepat-cepat tuntaskan persoalan ini agar tak menjadi konsumsi publik dan terus-menerus bikin kita semua galau. Sekali bapak membuat keputusan tepat, maka semua urusan bisa segera tamat dan tak berlarut-larut. Sekaligus menjawab opini publik yang mengaggap bahwa partai bapak bermain drama.

Terima kasih dan salam hormat, pak BeYe……

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun