Mohon tunggu...
Ando Ajo
Ando Ajo Mohon Tunggu... Administrasi - Freelance Writer

Asli berdarah Minang kelahiran Melayu Riau. Penulis Novel Fantasytopia (2014) dan, Fantasytopia: Pulau Larangan dan Si Iblis Putih (2016). Find me at: andoajo.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rindu Tarian Batang Padi

11 Desember 2014   00:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:34 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1418206558395459455

Rindu Tarian Batang Padi

Nyanyian Pipit Kecil

Teman teman sini sini

Aku ingin berhikayat pada kalian

Duduk duduk bertenggerlah

Dekat dekat jangan menjauh

Ini tentang hikayat baru

Tapi sudah berlangsung lama

Jangan jangan berkicau bercicit dulu

Coba dengar critaku dahulu

-

Datang satu hari pada mereka

Sambut menyambut penuh suka cita

Aku tidak melihat di mana letak baiknya

Segala hantu setan mereka meriahkan

Hambur hamburkan kesenangan

Rubah wajah serupa setan

-

Dengar dengar dengarkan lagi

Datang lagi di satu hari

Pergantian tahun silih berganti

Lagi lagi pesta meriah malam hari

Bakar bakar ledakkan petasan menyiksa diri

Bersenang senang lupa diri

Kepulkan asap langit gelap terpenuhi

Genderang terompet bahana pekakkan telinga ini

Biar sampah menyambut pagi

-

Datang lagi hari berkasih

Gila tubuh lupa diri

Sediakan coklat dalam kemasan

Sewa hotel serta penginapan

Lupa diri lupa badan

-

Muda mudi tak suka budaya negeri

Jika hilang persetan nanti

Lebih asyik yang menggairahkan

Gratis… tanpa perlu pernikahan

-

Lihat lihat tanah yang menghijau

Liukan batang padi di tengah sawah

Tempat aku kau dia dan kita mengisi hari

Hijau meranai menghias bumi

Semilir bayu menyambut hati

Sebentar lagi hanya sebentar lagi

-

Kuning kuning mengganti hijau

Senyum senyum petani menghias lelah

Peluh berganti usaha berbalas

Tempat aku kau dia dan kita mencari makan

Usir usir kita menjauh

Terbang lagi balik lagi

-

Ayahku punya cerita

Moyangku punya hikayat

Tentang mereka yang menari riang

Menyambut panen padi menguning

Seruling serunai puput batang padi

Muda mudi lenggok menari

-

Aku ingin melihat lagi

Suasana itu di sini

Meriahkan panen budaya negeri

Bukan hantu setan petasan apalagi

Tidak pula bertabu kasih pada lain insani

Budaya sendiri lupa di hati

Itulah hikayat yang kudapati

Gaung budaya luar selalu memikat, sebab berbumbu pesta meriah dan geliat moleknya tubuh.

Kapan pipit menikmati tari, seni syukur pada Ilahi, pada panen di sore hari.

Ando Ajo, Jakarta 10 Desember 2014

Sumber ilustrasi.

Terima Kasih Admin Kompasiana^^

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun