Mohon tunggu...
Ando Ajo
Ando Ajo Mohon Tunggu... Administrasi - Freelance Writer

Asli berdarah Minang kelahiran Melayu Riau. Penulis Novel Fantasytopia (2014) dan, Fantasytopia: Pulau Larangan dan Si Iblis Putih (2016). Find me at: andoajo.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Origin of Indonesia

1 November 2015   19:05 Diperbarui: 1 November 2015   19:15 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salam Sahabat Kompasiana^^.

Dalam beberapa hari terakhir ini, penulis cukup tergelitik untuk mengingat kembali cerita-cerita orang tua-tua dulu. Soal salah satu warisan budaya tua Nusantara. Ini terbesit setelah membaca dua artikel dari Pak Jati. Yang pertama berjudul; Tombak Pusaka dan Kisahnya dalam Sejarah, dan diteruskan dengan; “Topo Wudo” Ratu Kalinyamat.

Menurut penulis, membaca kedua tulisan Pak Jati—yang mengaku King of Habul dan hanya Tuhan yang tahu apa maksud semua itu ahahaha—itu seperti membalik lembar-lembar ensiklopedia budaya negeri ini. Seolah, lewat tulisan—yang meski penulis rada kesal soalnya terlalu singkat—tersebut, Pak Jati ingin mengingatkan lagi pada Sahabat Kompasiana jika negeri ini punya warisan teramat bagus untuk dilupakan.

Sadar atau tidak, tapi itulah yang terjadi saat sekarang ini. Berapa banyak generasi muda sekarang yang masih dan mengingat budaya (legenda, cerita rakyat, atau pun mitos) yang ada di Nusantara ini? Mereka dan kita semua lebih takjub pada budaya luar. Lewat film-film yang dihadirkan, dan ini yang sangat berandil besar dalam hal itu.

 

Kembali ke topik awal. Penulis yakin, kita semua mengetahui jika di satu daerah saja, itu sudah lebih dari hitungan lima jari ragam budaya yang ada. Dalam konteks ini, penulis ingin membidik soal cerita rakyat, ataupun hanya sekadar mitos yang sudah berkembang ratusan—bahkan mungkin ribuan—tahun yang lalu. Apatah lagi jika kita menggali tidak di satu daerah saja—dari Sabang sampai Merauke, hingga Miangas ke Pulau Rote.

Tidak usah berpanjang lebar lagi, soalnya yang panjang-panjang dan lebar-lebar itu kesukaannya Pak e Muhammad Armand, haha. Mari kita bicarakan satu dari sekian banyak mitos yang ada di Indonesia sebelum kita mengagumi mitos dari negeri luar.

 

#1. Werewolf/Lycanthropus.

Mari kita bahas sedikit soal si Manusia-Srigala ini. Werewolf atau Werewolves sendiri berasal dari bahasa Bangsa Franka ( latin; Franci atau gens Francorum ) yang mana bangsa/suku ini merupakan salah satu suku tertua yang nantinya berandil besar dalam membentuk Bangsa Jerman. Asal katanya; wer,  yang bermakna; manusia. Dan; wulf, yang bermakna; serigala.

Sedangkan istilah Lycans atau Lycanthropus berasal dari bahasa Yunani. Lykos; bermakna serigala, dan anthropus; berarti manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun