Menghindari Korupsi Sedari Dini
Suatu hari, Haekal – bocah 10 tahun – melangkah dengan ceria menuju lapangan sambil bersenandung. Ia ingin menghabiskan sore dengan bermain bola dengan teman-temannya, menunggu datangnya waktu magrib. Namun langkah Haekal terhenti, senandungnya menggantung, seseorang memanggilnya.
“Kal, Haekal…?”
Haekal menoleh, dan ia mendapati seorang perempuan setengah baya melambaikan tangan memanggilnya. “Eeh, Bu RT,” gumam Haekal.
Haekal melangkah mendekati Bu RT.
“Iya, Bu?” tanya Haekal.
“Bantu, Bu RT, ya?” pinta Bu RT, Haekal mengangguk. “Beliin mangga buat Ibu, di depan gang sana,” kata Bu RT sembari menyerahkan sejumlah uang pada Haekal. “Sekilo aja.” Haekal kembali mengangguk sembari menerima lembaran uang dari tangan Bu RT. “Hmm, biasanya… sekilo isinya empat buah,” kata Bu RT lagi.
“Ntar, Haekal, balik lagi,” pamit Haekal dan berlalu menuju gang di depan sana.
Seorang pedagang buah mangga tengah menyerahkan uang kembalian pada seorang wanita yang sebelumnya membeli mangga daganggannya. Ia tersenyum melihat Haekal menghampirinya.