Junjungan Rasa
Teruntukmu… Ibu
Di mana melati bersemi
Mekar mawar mewangi sedap malam
Awal segala rasa
Pembuka segala peristiwa
Meski… terkadang aku lupa
-
Duhai angin semilir
Yang menyapu rambut halus menutup wajah
Duhai bisikkanlah bayu
Sampaikan salamku berujung rindu
Hangatnya pelukan tubuh ringkih nan teguh
Lembutnya sentuhan jari jemari lentik tiada lelah
Sampaikanlah…
-
Di sana di antara… ombak bergulung ke tepian
Aku… umpama sebuah perahu
Dihempaskan gelombang
Tiada tahu jalan pulang
Ke tepian…
-
Sekali lagi malam kian berlalu
Meninggalkanku dalam keheningan… bisu
Awan berarak menyingsing cahaya
Sedikit berharap… hanya terpaku
Kembali terhempas di padang kerinduan
Namun… apa dayaku?
Bahkan kabut pun menghalangi
-
Bu… aku percayamu, Ibu
Setiap syair yang keluar dari bibirmu
Setiap doa berkalang tidur
Tiap kata yang terkadang… berlinangan… air mata
Aku yakin… hari akan siang lagi
Mentari ‘kan kembali
Tak pernah lelah menghangatkan kehidupan
-
Aku yakin… Bu
Junjungan segala rasa
Melati di taman ‘kan bersemi
Sebab itu aku mengagumi dirimu…
Bu…
***
Bu, semoga Tuhan melimpahimu segala kesehatan, kebaikan, keselamatan, kebahagiaan, dan rezeki tak berkeputusan. Aamiin Allahumma aamiin.
Ando Ajo, Jakarta 25 September 2014
Terima Kasih Admin Kompasiana^^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H