[caption caption="Laki-laki, Hujan, dan Kebebasan."][/caption]
Â
Kuucapkan satu rangkaian kata, dengan nyanyian alam buana. Pada elok mata dunia, pada lekuk tubuh sempurna, atau hamparan surga di kaki dasar samudera. Kutuliskan kurangkaikan pada pesona… sebab aku kagum pada apa yang ada.
Lantas…
Entah iblis mana yang menjelma… malaikat mana yang membisik dusta, hingga engkau berkata aku pemuja? Pada elokmu, pada senyummu, pada…
Dan kau menyimpulkan…
:aku pengagum dirimu.
Lantas dengan mudahnya kau ucap sayang juga rindu. Begitu menggebu-gebu. Terpesona kalimat sakti menderu. Tanpa memikirkan benarkah semua itu… Kau putar kata seolah semua salahku, memancingmu… hingga mereka berkata: aku iblis yang tak lagi saru.
Tidakkah kau tahu… mungkin akal dan pikirmu sendiri telah menipu?
Aku menulis pada apa yang kurasa liris
Aku bersenandung setiap kali cakrawala menggantung mendung