Mohon tunggu...
Ando Ajo
Ando Ajo Mohon Tunggu... Administrasi - Freelance Writer

Asli berdarah Minang kelahiran Melayu Riau. Penulis Novel Fantasytopia (2014) dan, Fantasytopia: Pulau Larangan dan Si Iblis Putih (2016). Find me at: andoajo.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kepada Cuzzy; Jangan Takut...!

12 Oktober 2015   14:55 Diperbarui: 12 Oktober 2015   17:03 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dear Cuzzy,
Kutuliskan surat ini setelah rasa sakit begitu menyenangkan menghinggapiku…

Aku, menyayangimu—teramat sayang, hingga bisa kupastikan, kau akan meludahiku karenanya. Tapi kuharap, kau tidak muntah terlebih dahulu sebelum membaca keinginanku ini.
Dear… Cuzzy, yang selalu mengiang dalam ingatan. Seperti denting klasik piano gading dari tarian jemari sang maestro. Atau gesekan bow pada empat senar biola Stradivarius yang melegenda. Memabukkan, pada awal langkah bersama.
Kau berikan tanganmu untukku, tapi belaian menyisip rambut pria lain. Kau berikan tubuhmu untuk kupeluk, namun kehangatan kau balurkan pada tubuh yang lain. Kau suguhkan aku jantungmu, namun detak gairah kau simpan ke lain tangan. Kau berikan aku hatimu, tapi cinta kau sematkan pada lain orang. Kau ikrarkan aku yang terakhir, nyatanya aku tersisip di barisan awal.
Dear… Cuzzy, kuharap kau menikmati saat-saatmu malam ini. Bersama dia, bukan diriku. Sulamlah kenangan indah sebanyak yang kau bisa bersama dia, bukan aku. Rajutlah hangatnya keintiman bersama dia, bukan aku. Dan aku di sini, memastikan detik-detik berlalu pada jam dinding berbingkai hati yang terbelah.
Jangan takut Cuzzy, Sayang. Jangan takut. Nikmati waktumu, sebab aku di sini menunggu mendung menutupi rembulan malam. Dan pastikan kau puas malam ini bersama dia. Dan aku di sini berteman iblis memabukkan.
Dear… Cuzzy, cinta bukanlah segalanya. Sebab tanpa memiliki seutuhnya tubuh, bukanlah cinta. Rasa sakit ini, kupastikan akan terganti. Jangan takut, Cuzzy. Jangan takut.
Aku, bahkan bisa mendengar tawamu dari sini. Tawa bajingan itu. Aku terpaku, otakku tak sanggup kubawa mendengar kalian saling berbisik. Membisikkan lenguhan-lenguhan bertempias keringat, dan aku… meradang dalam diam.
Dear… Cuzzy, saat kau melepas gairah bersama dia, pastikan kalian puas. Bantu aku, pastikan kalian puas. Pada candu rayu, akan geliat tubuh yang basah bulir-bulir keringat. Dan pada saat kalian sama terangah melepas penat, bulan datang terlalu cepat. Bukan menyapaku, tapi kalian.
Dear… Cuzzy, mungkin saat kau membaca surat ini kau akan tertawa. Bersama dia. Menganggapku sinting. Dan aku, tengah mengasah bilah berkilau yang kutempa dengan segala kepedihan membunuh waktu agar cepat berlalu. Jangan takut Cuzzy, Sayang. Aku tak akan lagi menganggu kalian, dan kalian tak akan lagi merasa terganggu. Hehehe…

Dear Cuzzy, surat ini berakhir sebab aku sedang mengawasi kalian membaca penggalan terakhir dari apa yang kuinginkan…
Selamat tidur, S-a-y-a-n-g.

  

note: kata yang bercetak tebal, bila diurutkan akan menjadi: "Sayang, denting terakhir jam malam ini, aku... akan membunuh kalian" 

 

 

IKUTI EVENT SURAT-MENYURAT DI SINI

TULISAN INI PERTAMA KALI DIPUBLIKASIKAN DI WWW.KOMPASIANA.COM DALAM EVENT SURAT FIKSI YANG DIADAKAN OLEH GROUP FB FIKSIANA COMMUNITY.

Ando Ajo, 12 Oktober 2015.

Sumber ilustrasi.

Terima Kasih Admin Kompasiana^^

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun