Awal saya bergabung dengan Kompasiana (blog kueren nian – menurut saya) itu, di awal februari 2014, yang lalu. Jadi, boleh dibilang saya ini masih belum setahun jagung. Alias newbi – bau kencur (hahaha). Dan itu juga saat yang sama saya bergabung dengan salah satu group yang ada di facebook, yakni; Fiksiana Community.
Jujur saja, keikutsertaan saya di kedua komunitas penulis itu, sungguh setelah melalui proses yang panjang. Mendaki gunung, lewati lembah, menghadapi tajamnya cakar harimau, diserbu ribuan tawon… halaaaah… pokoknya gitu deh – harap dimaklum, saya aslinya gaptek nian soal menggunakan komputer. Dan pada akhirnya saya bertemu dengan Mas Iwok Abqary lewat bantuan Mbah Google.
Dan ternyata, beliau juga member di Kompasiana juga Fiksiana Community, yaa meski menurut penuturan beliau, lebih sering jadi silent reader. Nah, beliaulah yang menyarankan saya bergabung ke group FB Fiksiana Community yang pada akhirnya (oleh Conni Aruan dan Desy Desol – Adminnya Fiksiana Community) ‘membimbing’ saya ke Kompasiana.
Dan semenjak itulah, saya mulai lagi aktif menulis berbagai artikel – yang lebih banyak didominasi fiksi. Meski tidak bisa mencapai satu artikel per hari… hehehe.
Namun, saya sangat bersyukur. Saya bilang bersyukur, sebab dari kedua komunitas inilah saya banyak belajar. Perihal cara menulis yang baik – entah itu ejaan dan kosa kata-nya. Lewat kritikan, saran dan masukan dari sahabat-sahabat di Kompasiana juga Fiksiana.
Lebih utama lagi, karena menulis saya semakin punya banyak teman, hehe.
Di awal-awal, saya hanya berani memposting artikel bertajuk puisi di Kompasiana, sebulan setelahnya, saya memberanikan diri memposting cerita panjang – Fantasytopia. Dan alhamdulillah, pada bulan 4 (April) kemarin, pas di bagian part-7 menjadi head-line. Ini head-line pertama saya, dan itu… rasanya pengen teriak… wooww. Padahal, tulisan saya waktu itu masih acak-kadut hehehe.
Dan saat itu, seorang teman yang adalah bagian dari sebuah penerbit – Jentera Pustaka, menghubungi saya. Dan menyarankan pada saya; “Kenapa gak diajukan saja!”
Akhirnya, saya beranikan diri megajukan cerita tersebut untuk dibukukan, dan alhamdulillah, tidak sampai sepekan, saya mendapat kabar jika naskah Fantasytopia layak terbit, menjadisebuah novel fantasi.
Semenjak itu, editornya Jentera Pustaka (Mak Moy alias Sekar Mayang) yang kebagian ‘membedah’ naskah saya, jadi puyeng klimpungan, haha pasalnya yaa… ketikan yang masih acak-kadut itu, typo, dll. Sampai lima-enam kali harus direvisi, hahaha…
Nah, dari Mak Moy juga saya banyak belajar, termasuk tentang fiksi fantasi. Haha, beliau bilang; “Naskahmu ini cerita fantasi, jadi jangan nanggung! Menghayal-lah lebih gila lagi! Bersenang-senanglah dengan imajinasimu!” hahha, beliau sukses bikin saya makin gila.
Perlu saya beri tahu, naskah Fantasytopia itu telah selesai semenjak sepuluh tahun yang lalu. Ya, meski saya menulisnya di atas buku tebal isi dua ratus halaman, hehe. Itu, saat saya masih di Sumatera, dan bekerja sebagai koki di kapal patroli milik Polda Riau, kapal AIRUD 003, yang dikomandoi oleh Pak Donny Desmon.
Dan pada akhirnya, naskah Fantasytopia benar-benar menjelma menjadi sebuah novel. Dan rilis perdana tanggal 22 november 2014 kemarin, itu di acara Kompasianival. Meski ada sedikit kekurangan – kurangnya komunikasi dari saya hehehe. Tapi, saya tetap bersyukur akan hal itu.
Sedari awal saya telah menyetujui, bahwa Fantasytopia akan lebih mengutamakan dalam bentuk e-book/digital. (Bisa di-download di http://www.getscoop.com/ dan, di http://www.wayang.co.id/ )
Jika saya tidak memposting naskah itu di Kompasiana, mungkin… mungkin Fantasytopia (impian yang tak mungkin terwujud) benar-benar tidak maujud/terwujud menjadi buku, tergeletak dan terbuang begitu saja, layaknya tulisan pada kertas buram.
Karena itulah, saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya pada Kompasiana yang telah mengizinkan, memfasilitasi saya dan kita semua memajang berbagai tulisan. Dan juga pada pihak Jentera Pustaka, yang telah mewujudkan keinginan saya. Juga pada teman-teman, dan pihak yang terkait dalam terwujudnya mimpi saya.
Semoga Allah, Tuhan Yang Maha Esa membalas kebaikan sahabat-sahabat semua dengan nikmat rezekinya, aamiin Allahumma aamiin.
Writing is My Passion?
Hell yeahh…!
Ando Ajo, Jakarta 03 Oktober 2014
Sumber ilustrasi by; Jentera Pustaka.
Terima Kasih Admin Kompasiana^^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H