Note: cerita ini sudah ada semenjak awal ’90-an, ane tulis ulang dalam bahasa Indonesia dan yaa, nyampur prokem lah ^^.
Alkisaaahhh… toyeeeep
Pada suatu hari, di sebuah Sekolah Dasar, tepatnya ruangan kelas 2, seorang siswa bernama; Buyung (Buyung lagi, buyung lagi. Apa yang salah dengan si Buyung? Gak ada, cuman karena ane orang Minang aja hehe…) tengah mengikuti pelajaran terakhir bersama teman-temannya, Matematika.
Di kelasnya, Buyung terkenal karena nakal, dan tak pernah menangkap pelajaran yang diberikan guru-gurunya. Termasuk matematika, jadi, sang guru sengaja membuat pertanyaan untuk Buyung.
Guru: “Buyung, satu tambah satu sama dengan, berapa?”
Buyung kaget, tidak menyangka diberi pertanyaan yang begitu sulit oleh gurunya itu.
Buyung: “ngg… ngg… ndak tau, Buk,”
Sang guru sudah mengira, Buyung tidak akan bisa menjawab pertanyaan supersulit itu, dan memerintahkan Buyung untuk mencari tahu jawabannya.
Guru: “Jadikan itu PR-mu. Tanyakan pada Ibu-Bapak kamu, Abangmu, atau juga Kakakmu. Paham?”
Buyung: “I—ya, Buk. Paham.”