Mohon tunggu...
Ando Gunung
Ando Gunung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hukum, Kemiskinan, Budaya, Pariwisata, Bisnis.

Adolardus Gunung, Asal (NTT) Domisili di Jakarta Menulis Untuk Melawan Lupa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wacana Pelonggaran PSBB Menjadi Penyebab Munculnya Tagar "Indonesia Terserah"

21 Mei 2020   23:03 Diperbarui: 21 Mei 2020   23:37 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pusat perhatian pemerintah mestinya bervital pada kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hal ini dilandasi dengan pertimbangan bahwa apabila kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) berhasil, yakni mampu menekan bahkan mengakhiri pandemi ini, maka otomatis warga akan kembali beraktivitas seperti semula. Apabila warga kembali beraktivitas, maka ekonomi pun perlahan-lahan akan kembali bertumbuh.

Meskipun pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hanya sebatas wacana, namun justru sebagian masyarakat memanfaatkan situasi sehingga mengabaikan protocol kesehatan covid 19. Hal ini terbukti ketika bandara Soekarno Hatta kembali beroperasi, terlihat banyak warga berkerumun di terminal 2 bandara Soekarno Hatta dan mengabaikan protocol Kesehatan, yakni jarak sosial. Atas sikap masyarakat tersebut, twiter menjadi media sosial pelampiasan kekecewaan para medis sampai akhirnya muncul “Tagar Indonesia Terserah”.

Tagar Indonesia Terserah merupakan ungkapan kekecewaan para medis terhadap pemerintah dan masyarakat. Dimana pemerintah membuat wacana terkait pelonggaran PSBB di tengah meningkatnya kasus covid 19, yang pada akhirnya situasi itu dimanfaatkan oleh masyarakat. Harusnya pemerintah selaku pengambilalih kebijakan lebih ketat terhadap aturan PSSB, agar masyarakat betul-betul taat. Mengingat hampir 80 persen masyarakat ingin mengakhiri Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Kekecewaan para medis juga dilandasi pada meningkatnya kasus positif dan banyaknya perawat dan dokter yang terinfeksi. Apabila perawat semakin hari semakin banyak yang terpapar, maka lama kelamaan akan kekurangan para medis untuk menangnani pandemi ini. Mengingat para medis merupakan garda terdepan dalam menangani virus ini. Akhir kata, mari menghormati dan mendorong para medis dengan cara mentaati protocol kesehatan covid 19.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun