Menyerahlah...
Kita tak perlu menjadi saling rindu
untuk dapat mengatakan jarak
mengikat cinta. Untuk kita menjadi sia-sia.
Menyerahlah....
Kita tak memerlukan lagi kopi
yang menipu Sepi datangi rumah, selagi
ia malas mengunjungi
karena alamat yang salah.
Menyerahlah...
Menyerahlah menjadi penjudi. Sebab
kekayaan cinta kita, telah diambil
yang satu-satunya kamu miliki, aku miliki
oleh waktu dengan bedil bernama kompeni
Satu waktu jika ada seorang teman
bertanya soal lukamu
yang tertembak itu: sudah sembuh?
Saranku, jawablah
: tidak ada orang yang betul-betul sehat. Aku
hanya lebih sakit darimu. Aku sedang memberi diriku
kesempatan, berharap dan percaya sehat.
Setelah itu tersenyumlah...
Sebab tak ada luka yang tak merdeka.
—aku mencintaimu sebelum berperang
melawan diriku sendiri yang kejam, melebihi
rindu ingin pulang. Ke dalam dadamu
yang seluas kesabaran itu.
__
Mangkok yang Menguap, 07 Feb 2016. | ilustrasi
Dicetak miring nukilan puisi Aan Mansyur; Jika Aku Sakit.