Mohon tunggu...
Andi Wi
Andi Wi Mohon Tunggu... Penulis - Hai, salam!

Bermukim di Cilongok - Banyumas - Jawa Tengah. Kamu bisa mulai curigai saya melalui surel: andozshort@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rindunya Merindukan Sendirian

8 Maret 2015   19:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:58 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1425817531450002107

[caption id="attachment_372031" align="aligncenter" width="314" caption="3.bp.blogspot.com"][/caption]

-

seperti aku dan kamu tahu, kekasih
rindu adalah titik temu para perih.
Dimana luka-luka tumbuh hebat. Lebat. Tak berjarak.

seperti aku dan kamu tahu, kekasih
rindu adalah realitivitas waktu
yang tak pernah tuntas, tanpa tahu batas

rindu adalah kamu
saban hari kusirami.
Tumbuh seperti duri-duri
tajam, saling menyakiti

Tiap malam, setiap rindu mencekam
kamarku alih fungsi
tidak lagi seperti taman, dengan seribu bunga
kupu-kupu yang melayang di udara. Atau sepasang kekasih yang sedang asyik bercinta

Melainkan, taman gersang, yang tinggal kenang.
Di sana, kamu bisa lihat;
bangku bercat putih terang, berubah jadi cokelat pekat.
Kadang-kadang, ada seorang lelaki berkulit sawo matang, duduk, sendirian.
Menikmati matahari tenggelam.

Seperti aku dan kamu tahu, kekasih
tidak ada sebab logis. Mengapa rindu begitu perih.
Dan entah kenapa, rindu seperti ratapan.
Maunya mengerang tiap malam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun