pada hari bingung: orang-orang
tidak lagi memegang kitab,
mereka lebih suka makan coklat.
; tidak ada malaikat pencatat,
dan pembalasan akhirat.
pada hari itu,
orang-orang canggung.
puisi yang mereka buat
tak ada yang rampung.
dan,
kepada mereka, tujuan seperti tak kenal arah.
tak ada barat, utara atau semacamnya.
mereka bilang, nikmati saja
yang manis-manis. yang ada.
kau tahu, kitab-kitab itu
selalu berujar: kebaikan hanya mengajarkan,
cara menuntut amal.
pada hari bingung, dan siang yang tak kepalang.
para tetangga di teras rumah,
tak lagi mencari kutu yang tumbuh di kepala.
; membunuh, sama sedihnya,
keburukan
yang sudah kau kenal dosa-nya.
mereka bertanya,
lebih baik mana?
kitabmu, coklatku?
amalmu, atau keburukanku?
pada hari bingung:
mereka tak bisa lagi menghitung.
---
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI