Aku pernah mengabadikan kenangan dalam botol. Isinya, ikan. Kamu mendapatkannya ketika hujan. Dulu. Sewaktu kita masih bercengkeram.
Katamu, ikan tidak suka mandi di tempat yang keruh. Lalu, dengan kedua telapak tanganmu yang membentuk kuncup bunga padma, kamu mulai mengambil ikan di genangan air hujan bekas jalan berlubang. Dengan sangat hati-hati, kamu mengambilnya dengan badan setengah bungkuk. Kamu tahu? Waktu itu, kamu lucu sekali.
"Kita harus rawat ikan ini, I. Buatkan kolam untuknya," katamu sembari menyeka keringat di dahimu.
"Kamu mau aku merawatnya?"
"Iya," jawabmu cepat.
"Kamu bercanda, Dik. Kamu lihat aku, lihat rambutku. Nah, bajuku yang kusut. Apa kamu yakin aku mampu merawatnya."
"Lakukan untukku, I." matamu menatapku dalam , "Aku yakin, kamu mampu merawatnya." ungkapmu kemudian.
Lalu aku bergegas pulang. Mengambil sebuah aquarium, untuk rumah baru bagi ikanmu.
--
Sudah berapa lama waktu, aku sepertinya agak lupa. Kapan terakhir kamu menjenguk ikanmu ini. Tapi aku ingat, terakhir kamu berpamitan di depan pintu rumahku,
"Jangan sampai telat memberinya makan, I."