[caption id="attachment_370184" align="aligncenter" width="400" caption="rehanz85.blogspot.com"][/caption]
Dari sana, kita bisa kenang
seperti yang lalu-lalu kita lakukan
hujan dan air mata
turun saling mendahului, mendarat di pipi kanan-kiri
kita bisa kenang malam ini, katamu
seperti bulan yang mati dibunuh hujan
Dan, air mata yang tempias
tergilas mimpi, yang tak bisa pas.
Seandainya kita bisa bertemu lagi, Rindu, apa yang akan kamu lakukan? tanyamu ingin tahu.
Memenggal kepalamu, jawabku khusyuk.
Rindu memang kejam
namun, lebih kejam seleksi alam
akui saja lha, sayang.
; itu memang keputusan Tuhan, kan?
Dan pelukan yang kamu lakukan secara tergesa-gesa
terlepas
terhempas
terbelah dua
tanpa bisa disatukan.
Aku dan kamu, diadili malam itu
Keputusan yang sudah kita terima
masing-masing kita makan berdua
tanpa dipamah, tanpa dikunyah
kita habiskan, tanpa sisa
; itulah keputusan Tuhan.
Apapun jadinya, hadapi tanpa tangisi
ayo peluk lagi aku
besok sudah tak ada waktu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H