Mohon tunggu...
Andi Wi
Andi Wi Mohon Tunggu... Penulis - Hai, salam!

Bermukim di Cilongok - Banyumas - Jawa Tengah. Kamu bisa mulai curigai saya melalui surel: andozshort@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Berangkat untuk Tersesat

31 Desember 2016   19:16 Diperbarui: 5 Januari 2017   22:53 684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilutrasi: http://sidomi.com

Hari ketika kamu merasa takut
dan dikhianati,
oleh taktik senyum burung di langit,
tukik gerbang kereta api
yang landai,
dan tak siapa pun memelukmu
kecuali detik
seruan sepatu karet
derit pintu,
yang disentuh musim,
seolah sepasang paket asing
yang dikirim
tanpa nama, tanpa alamat di sana

Bertahanlah
Tak ada yang terlalu baik
Tak ada yang terlalu buruk
sehingga kauingat, pernah
mencapai nasib burung
dalam rentang sayap pendek
udara-udara yang kaurengkuh
kelana yang mengubah, jauh  
anak kecil dalam dirimu

Aku tidak ingin,
waktu menumbuhkan buku-buku
jari-jarimu yang pemalu,
mengisut
sendirian
menggenggam panas lengket
dalam kantong saku jaket coklatmu

Kita pun hampir tak memiliki
pertanda
untuk saling mengulurkan
tangan,
masing-masing
yang ditangani tuhan
Jangan takut
sepenuh yang kita perlukan
tanpa keinginan apa pun
selain kehendak, agar tidak
disayat-sayat sebelum kita berangkat untuk tersesat!

Ritual Lima Menit,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun