Hari ketika kamu merasa takut
dan dikhianati,
oleh taktik senyum burung di langit,
tukik gerbang kereta api
yang landai,
dan tak siapa pun memelukmu
kecuali detik
seruan sepatu karet
derit pintu,
yang disentuh musim,
seolah sepasang paket asing
yang dikirim
tanpa nama, tanpa alamat di sana
Bertahanlah
Tak ada yang terlalu baik
Tak ada yang terlalu buruk
sehingga kauingat, pernah
mencapai nasib burung
dalam rentang sayap pendek
udara-udara yang kaurengkuh
kelana yang mengubah, jauh Â
anak kecil dalam dirimu
Aku tidak ingin,
waktu menumbuhkan buku-buku
jari-jarimu yang pemalu,
mengisut
sendirian
menggenggam panas lengket
dalam kantong saku jaket coklatmu
Kita pun hampir tak memiliki
pertanda
untuk saling mengulurkan
tangan,
masing-masing
yang ditangani tuhan
Jangan takut
sepenuh yang kita perlukan
tanpa keinginan apa pun
selain kehendak, agar tidak
disayat-sayat sebelum kita berangkat untuk tersesat!
Ritual Lima Menit,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H