Laki-laki Tokoh Komedi Kita kembali masuk
ke dalam kamar.
Menutup dirinya dengan selimut
dan bantal.
Samar-samar ia mendengar
dirinya sendiri terbatuk.
Segera Tokoh Komedi Kita
memejamkan mata
sebab, esok ia harus kembali ingat
oleh lelucon gajah gemuk.
yang kembali takluk dicambuk.
Andi Wi
(2024)
Sajak ini saya tulis untuk semua orang yang, terus merasa dirinya harus bertahan menjalani hidup. Pekerja serabutan, pekerja kasar, dan sebagainya. Yang mengambil gajinya setiap hari, setiap minggu, setiap bulan.
Meski hidup dalam suasana yang mencemaskan, tetapi saya selalu ingin supaya semangat mereka terus hidup dan berkobar.
Terkadang saya keliru tentang: tak ada yang lucu dan patut ditertawakan dalam hidup mereka, alih-alih, penderitaan yang diratapi lebih besar ketimbang sebiji sawi kebahagian kecil yang mereka alami.
Syukurnya, tak pernah menyerah. Mereka terus bangun pagi. Rejeki seekor burung adalah ketika mereka harus meninggalkan sangkarnya.
Saya harap mereka bisa terus semangat. Meskipun luka cambuk kemarin malam di punggung mereka belum cukup kering. Tetapi tetap merelakannya, membiarkan, Hidup, mencambuknya lagi, di bagian lain.