Mohon tunggu...
Andi Wi
Andi Wi Mohon Tunggu... Penulis - Hai, salam!

Bermukim di Cilongok - Banyumas - Jawa Tengah. Kamu bisa mulai curigai saya melalui surel: andozshort@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cikalang

24 Juli 2023   03:07 Diperbarui: 24 Juli 2023   06:09 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kau sudah tidur? Saya belum. Saya masih mendengarkan lagu enak yang semakin lama saya dengarkan, berkali-kali, membuat saya semakin tak bisa ingin tidur. Mengingatmu seperti sedang mengurung diriku sendiri di dalam kotak. Tembok yang dulu pernah kau dan saya bangun, bertahun-tahun lalu, kini belum juga runtuh, dan kini nyaris hampir saja rubuh. Saya mengingatmu terlalu banyak, kadang-kadang, saya bahkan mengingatmu terlalu sedikit. Diwaktu senggang, saya nyaris mirip seekor burung Cikalang yang setelah kian lama kian hilang menghabiskan sisa hidupnya hanya untuk terbang, dan terbang, dan terbang. Melupakan daratan. Melupakanmu. Hari-hari terjadi dan tak ada yang begitu penting. Wangi sabun, suara gemerisik angin, laba-laba menganyam jaring; atau embun pagi lebat yang menyerupai tirai jendela, hampir sama saja. Hujan mungkin akan terus seperti ini. Menjatuhkan, sekaligus mengangkat yang tersisa dari diri kita. Mereka akan terus mengisi kau dan saya, sejauh saya dekat, sedekat kau jauh. Apa pun itu, sekarang saya percaya: kita adalah penidur yang memburu mimpi sesuatu yang tak lagi ada.


 
Andi Wi

Pakuncen, 18 Maret 2019
Diedit kembali 24 Juni 2023

*) Diambil dari catatan: Aku mencintaimu. Tapi urusan itu tak lagi lebih penting.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun