Mohon tunggu...
Andi Wi
Andi Wi Mohon Tunggu... Penulis - Hai, salam!

Bermukim di Cilongok - Banyumas - Jawa Tengah. Kamu bisa mulai curigai saya melalui surel: andozshort@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Putik

21 Juli 2023   16:34 Diperbarui: 21 Juli 2023   16:37 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Picture Pribadi

Kita jatuh sebagai kalimat akhir yang ingin terus menemukan paragraf awal. Kepadamu rintik yang jatuh itu adalah mendung, Kamis yang mencintai Rabu. Tak pernah selain Selasa. Tak pernah hilang dan lupa di Senin, Minggu hanya kepada engkau. Seperti sebatang pohon di seberang jalan raya. Dalam keheningan yang kekal. Aku ingin mengajakmu bercakap. Tentang banyak hal. Tentang suasana akhir-akhir ini semakin menjauhkan kita dari diri sendiri, yang membuat kamu bersumpah ingin segera lari ke pantai, yang membikin aku ingin segera menyusulmu, sebab entah engkau atau aku selalu saja merasa sepekan alasan tak pernah urung orang-orang hidup bagai burung menjalani kehidupan burungnya. Kita sepasang bunga. Siang hanya jadi terik, susah payah malam hari menyuntingnya jadi bintang di langit.

Andi Wi

Pakuncen, 3 Januari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun