Kita jatuh sebagai kalimat akhir yang ingin terus menemukan paragraf awal. Kepadamu rintik yang jatuh itu adalah mendung, Kamis yang mencintai Rabu. Tak pernah selain Selasa. Tak pernah hilang dan lupa di Senin, Minggu hanya kepada engkau. Seperti sebatang pohon di seberang jalan raya. Dalam keheningan yang kekal. Aku ingin mengajakmu bercakap. Tentang banyak hal. Tentang suasana akhir-akhir ini semakin menjauhkan kita dari diri sendiri, yang membuat kamu bersumpah ingin segera lari ke pantai, yang membikin aku ingin segera menyusulmu, sebab entah engkau atau aku selalu saja merasa sepekan alasan tak pernah urung orang-orang hidup bagai burung menjalani kehidupan burungnya. Kita sepasang bunga. Siang hanya jadi terik, susah payah malam hari menyuntingnya jadi bintang di langit.
Andi Wi
Pakuncen, 3 Januari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H