Mohon tunggu...
Andi Wi
Andi Wi Mohon Tunggu... Penulis - Hai, salam!

Bermukim di Cilongok - Banyumas - Jawa Tengah. Kamu bisa mulai curigai saya melalui surel: andozshort@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pesan bagi Jomblo

23 Mei 2018   16:54 Diperbarui: 23 Mei 2018   16:57 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: @kulturtava

Bagaimana? Sudah berusaha terlalu keras namun belum berhasil? Yah, nanti juga ada waktunya. Tenanglah. Semua ini bukan mimpi buruk. Semua ini bukan masalah berat. Selama itu bukan perbuatan melanggar hukum, sendiri itu rasanya tidak masalah.

Tak mudah memang mencari seseorang yang cocok untuk kita. Menemukannya seolah-olah ia ialah tukang bakso keliling yang biasa mangkal di pertigaan tak jauh dari rumah. Yang bisa kita panggil setiap saat kita membutuhkannya. Lalu mengatakan padanya, "Akhirnya datang juga." Tidak. Orang itu kalau pun mudah ditemukan pastilah ia sembunyi di suatu tempat, yang aman, karena tujuannya memang supaya kau menantinya.

Atau bagaimana kalau logikanya kita balik, kau ialah seseorang yang ia nanti sepanjang hidupnya tapi kau sendiri sembunyi darinya. Ia telah mencarimu kemana-mana selama bertahun-tahun, dan selama bertahun-tahun pula ia hampir putus asa. Sama sepertimu, karena ia juga tak kunjung menemukan belahan jiwanya.

Baiklah. Mengerikan memang dari 7 milyar manusia di muka bumi, kita sama sekali tak punya sinyal untuk mencapai keberadaan orang itu. Semuanya serba dalam garis abu-abu, kemudian tak ada tanda-tanda, bukti bahwa kau dan ia dalam satu lingkaran yang membuat kalian saling terhubung.

Namun seperti nasehat orang tua yang sering kita tahu. Kita tak boleh berhenti berusaha dan menyerah. Meskipun itu artinya kau sendiri sesungguhnya lebih menyukai kata-kata yang kedua ketimbang terdengar tak tahu batas.

Kau mungkin lebih tahu rasanya dikepung mundur, bertahan tanpa benteng, atau mengibarkan bendera kekalahan. Tapi percayalah, itu sungguh perbuatan memalukan. Kuasai dirimu dan berlakulah macam orang-orang hebat di luar sana.

Kita mungkin hanya terlalu malas menghampiri cinta sejati kita sendiri. Yang konon jalannya menyamping, berbatu dan berliku-liku. Sehingga pada awal melakukannya kita kesulitan melaluinya.

Atau mungkin juga jalan itu malah dibuat amat sederhana, namun kita jugs tetap tak tahu caranya bergerak. Sehingga yang terjadi kita seringkali menggagalkan usaha kita sendiri.

Namun meskipun kau sering kali terlihat seperti orang yang tak punya harapan, jangan biarkan orang-orang menyakitimu. Tetaplah siaga dengan orang-orang yang telah menghancurkan di masa lalu.

Sendiri itu bukan perbuatan buruk. Aku janji. Aku bersumpah kita datang ke dunia bukan untuk menyaksikan kekecewaan yang menekan. Namun begitu, keadaannya harus dikendalikan. Dan jika kita telah berusaha sebaik mungkin tapi belum juga menemukan hasil, berhentilah menghukum diri terlalu keras.

Kita mungkin hanya butuh sedikit inspirasi untuk memulainya lagi, dan inspirasi itu mungkin semacam kesabaran yang aneh. Tapi tenang. Kita akan segera mempelajarinya, tentu saja, sambil menanti menyambut orang itu tiba di hadapan mata kepala kita sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun