Mohon tunggu...
Andi Wi
Andi Wi Mohon Tunggu... Penulis - Hai, salam!

Bermukim di Cilongok - Banyumas - Jawa Tengah. Kamu bisa mulai curigai saya melalui surel: andozshort@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Apa Agama bagi Tokoh-tokoh Fiksi Saya

7 Januari 2018   15:52 Diperbarui: 7 Januari 2018   16:11 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: wallpapercave.com

Jelas?

Jika belum, tokoh lain, perempuan imut nan menggemaskan bernama Leah juga akan menambahkan, "Agama bagiku adalah mesin telepati yang membuatku terhubung dengan Ibu. Ibuku tak pernah menghubungiku. Tapi aku selalu ingin berusaha menceritakan segala sesuatu yang membuatku gelisah."

Ibu Leah meninggal sewaktu dia masih kecil.

Kemudian Bumi. Anak laki-laki doyan makan. Namun itu membuatnya nampak semakin manis karena pipinya gembung. Berpendapat, "Karena aku tukang makan. Agama bagiku sebuah piring. Ada banyak sekali tuhan di dunia ini. Agama menyajikan tuhan dengan cara berbeda. Dengan versi yang mirip namum hampir berbeda. Sejak kecil, ketika ayahku menjelaskan tentang kebaikan dan pahala dan tuhan, aku malah kepikiran ingin membelinya. 

Dimana aku bisa mendapatkannya? Kata Ayah, semakin kita berbuat bayak kebaikan pada sesama dan patuh kepada perintah tuhan, aku akan mendapatkan pahala yang setimpal bahkan lebih banyak. Lalu aku akan masuk surga. Di surga, kata Ayahku, tersedia banyak sekali makanan dan mainan. Dan gambaranku saat itu, surga itu pasti mirip restoran, yang juga merangkap toko mainan. 

Seperti apa ya bangunannya ya? Aku bertanya-tanya. O, ternyata itu tidak penting. Karena yang ingin kucari tahu adalah bagaimana caranya memesan makanan yang enak itu dan mainan bagus buatan surga itu? Apa kau punya nomornya?

"Ayahku menjawab tidak. Mendengar jawabanya tersebut aku pun langsung kecewa. Ini juga berlaku ketika aku makan babi panggang. Namun temanku bilang, babi itu tak boleh dimakan. Lalu buat apa? Menggonggong di depan rumah? Tidak katanya. Anjing juga tak boleh dimakan. Untuk kedua kalinya aku kecewa dengan jawaban yang lugas namun penuh kecaman tersebut. Aku tidak tahu apa yang menghalagi mereka untuk mengecamku makan makanan yang kusukai. Aku jadi takut, jangan-jangan semua makanan tak boleh dimakan. Padahal kan aku ini tukang makan? Memangnya apa yang salah? Badanku memang gemuk. Fakta ini tak bisa ditutup-tutupi. Tapi bagaimana kekecewaan? Aku tak mendapatkan nomor tuhan, dan tuhan entah kenapa melarangku makan-makanan bumi yang lezat dan gurih. Itu membuatku kecewa. Andai tuhan memberikan nomornya, aku pasti sudah menghubunginya untuk mendapatkan makanan yang halal yang dianjurkannya. Aku akan memesan kudapan makan malam ini sekarang juga."

Tidak tahu kemana arah percakapannya. Namun itulah komentar panjang lebar mengenai Agama dari tokoh saya bernama Bumi.

Tokoh-tokoh rekaan saya bukan hanya mereka bertiga. Ada banyak. Misalnya Kalani, Hio, tokoh yang masih berumur satu hari, lalu ada Harpa, dll. Mereka semua seperti manusia unggul sekaligus biasa saja. Namun mereka punya pendapat. 

Dan sebagai sosok manusia sungguhan, yang menciptakan mereka, saya sangat sangatlah menghargai pendapat masing-masing. Boleh dibilang itu sebuah bentuk perhatian saya kepada mereka karena selama ini mau bertahan menemani saya disaat sedih dan senang.

Akan tetapi jika kalian belum puas dengan jawaban telah diterangkan oleh mereka, kalian juga boleh kok, bertanya mengenai hal lainnya yang dirasa perlu dipertanyakan kepada mereka. Tentu saja melalui saya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun