Kamu jangan sakit. Demi tuhan, dunia punya penderitaan yang membuatku ngeri. Menyaksikanmu yang begini cuma membuatku terlihat semakin menuntut. Jangan sakit. Jangan sakit. Sekalipun itu yang kamu inginkan. Sebab jika kamu sakit, aku tak bisa menolongmu. Apa yang bisa kuperbuat. Apa yang sedang kamu lakukan dengan dirimu sendiri? Tolong, jangan sakit, aku tahu kamu juga tak ingin melakukannya untukku 'kan?
Kumohon jangan sakit. Jangan sakit. Sebab jika kamu sakit, aku tak bisa mengajakmu berjalan-jalan ke dalam pikiran kita yang nakal, yang suka berseloroh, yang telah lama sekali menarik diri dari minat dan kehendak. Maka kembalilah. Aku minta. Padamu.
Sebab jika kamu sakit, sebab jika kamu sakit aku serasa kamu sedang mencampakkanku. Aku seperti seekor kucing di bawah ranjang yang menunggu diberi makan.
Kembalilah. Tunjukan dirimu yang sumringah ketika mengelus bulu-bulu lembutku. Kembalilah dan lekas beri aku makanan sisa-sisamu. Kembalilah karena hanya kamu yang kumiliki di dunia yang maha luas ini. Dunia luar yang penuh duri.
Kembalilah. Jangan tertidur saja seolah kamu ingin melakukannya hingga tua. Sebab jika kamu memang ingin sakit, kita hanya akan melakukannya bersama-sama. Kelak, jika kesempatan itu berlabuh merindukan kita dihari tua. Seperti selamanya kita ingin melakukannya setiap hari.
***
Andi Wi
1 Desember 2017
Dipublikasikan pertama kali di Guebaca.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H