Dan bagaimana mungkin aku hendak mengeluh, sementara pada dasarnya kita memang sejak awal sudah begini. Aku tidak bahagia, aku kesepian, tapi pertanyaan kehidupan seperti apa yang sedang kita jalani, kurasa tidak jadi penting lagi. Alih-alih aku adalah akumulasi kesedihan orang-orang, kesedihanmu, yang sampai mati tak pernah sanggup dituntaskan oleh dan sampai generasi-generasi selanjutku. Seperti kekekalan pertanyaan itu.
Meski pada akhirnya aku akan lebih sering mempertanyakannya. Mengapa kita tidak bahagia? Lantas melakukan sandiwara panggung yang penontonnya pun sibuk sendiri melakukan sandiwaranya juga. Pura-pura tertawa, pura-pura bahagia. Dan kita, aku dan kau, mesti melakukannya bersama-sama. Dengan setengah hati. Walau kadang rasanya ingin menyerah saja.
Meskipun kadang aku rasa aku tidak bisa.
Ajibarang, 4 Oktober 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H