Mohon tunggu...
Andi Wi
Andi Wi Mohon Tunggu... Penulis - Hai, salam!

Bermukim di Cilongok - Banyumas - Jawa Tengah. Kamu bisa mulai curigai saya melalui surel: andozshort@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Mati Bahagia

17 September 2017   05:41 Diperbarui: 17 September 2017   06:31 1590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: instagram/the_business_rules/

Kau tahu aku tak bisa senyum tanpamu
Bawalah napasku pergi
Ke tempat-tempat orang bisa bahagia
Tanpamu segala hal membuatku menangis
Tapi tanpamu tak ada celah bagiku untuk tertawa

Lihat! Aku lakukan perjalanan ini
lagi
bersama jendela-jendela yang tak nampak membawamu kembali

Mengapa jauh itu ada sih?
Sedang diriku
Bisa membayangmu begitu dekat
Untuk kuraih
dan kusentuh rintikmu dengan jariku

Yang tiba-tiba melukis kau, di kaca jendela itu
Bukan aku. Tapi dirimu sendiri
yang meminjam ingatan dan tangan orang lain.

Sedih membayangkan aku akan tersenyum tanpamu, kelak.
Bahagia ternyata segala sesuatunya selalu berubah, berliku dan tak mudah ditebak.

Satu-satunya cinta, mungkin memang bukan hanya milik kita berdua
Akan tetapi: Milikmu dan juga Milik-Nya.

Milikku sendiri masih.
Utuh, dingin, dan kesepian
Namun biar kujaga. Seebaik-baiknya
perkakas yang lebih lama hidup
sebelum mereka merasakan mati.
Tapi ijinkan ia mati, tersenyum.

Ajibarang, 17 September 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun