Aku yang sudah kadung miring
dan hampir tumbang
ini, biar kuingat lagi
keterbatasan yang maha luas
di antara kesempatanku jatuh
dan bangkit total.
Tak habis kurahasiakan
aku adalah ikan dalam arus kecil
Aliran darah yang berkelit
mencari jalan keluar
di samudra hidup --yang berarti
menempuh seluruh
pasang mata yang setiap kali menjerat kita
menatap mantap mata yang berdarah
dengan kail, yang dibeli
dari pencuri dalam diri mereka sendiri.
Karena kau adalah nelayan pesisir,
maka yang paling tahu cara menyisir
umpan, dan jaring
dan rambut orang lain
dengan jarimu. Aku sandarkan
tengkuk. Dua teluk pahamu
menopang aku
yang sehangat sekaligus seasing itu.
Tapi diriku keliaran
Ikan-ikan dan ombak dan perahu
yang berharap dirinya sampan
Agar selalu kau gunakan. Menjagamu.
Atas yang relatif dan kekuatan
orang-orang melucu.
Hari Sejati, 17 Januari 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H